Diagram permainan, video pertandingan, profil beberapa tim dan pemain, adalah makanan Rustam 60 jam sejak pengumuman pelatihan khusus di hari Senin lalu. Ia hanya tidur sekitar 7 jam sejak sore itu, dan sebagai gantinya, menghabiskan bercangkir-cangkir kopi hingga jantungnya berdebar lebih tak beraturan dari biasanya. Rustam yang sudah lama tak merasakan sensasi berkompetisi sepertinya terlampau bersemangat. Ia terus mencatat berbagai macam kemungkinan strategi yang dapat diterapkan selama pertandingan, serta membuat daftar jenis latihan yang harus dijalani anak-anak asuhnya selama masa pelatihan khusus yang akan dimulai kurang dari 10 jam lagi. Pria itu mendongak, melihat jam dinding bergambar karikatur kucing besar, logo bekas klub tempatnya bermain dulu.
“Jam 3,” gumam pria itu lirih, namun hening dini hari membuat gema suaranya di rumah kontrakan itu terdengar lebih keras. Rustam bangkit dari sofa usang tempatnya duduk sejak berjam-jam, beranjak ke dapur untuk beristirahat sejenak, membasuh kerongkongannya yang kering sambil meregangkan sendi-sendi bagian bawah yang mulai kaku. Rustam menenggak air mineral dengan rakus, sementara benaknya berusaha mengenyahkan pikiran buruk terkait percakapannya dengan seorang kawan lama beberapa waktu lalu. Percakapn tentang intrik busuk dalam dunia sepak bola yang sudah lumrah terjadi di turnamen profesional. Pelatih amatir itu hanya tak menyangka bahwa mafia-mafia itu juga menjadikan turnamen tingkat SMA sebagai area permainan mereka. Rustam geram. Dihempaskannya gelas plastik yang sudah kosong itu ke bak cuci piring.
***
Rabu
Suasana di sekretariat klub sepak bola SMA Negeri Gatot Subroto pagi itu lebih tegang dari biasanya. Turnamen kian dekat, dan hasil analisis data tim pertama yang menjadi lawan mereka tengah di presentasikan. Para aggota klub terutama para pemain inti telah diberi izin khusus untuk melewatkan jam pelajaran pertama hingga jam pelajaran ketiga untuk rapat darurat itu. Sebagai tim yang pada turnamen tahun sebelumnya berhasil mencapai perempat final, segenap pemain dan juga tim pelatih menginginkan hasil yang lebih baik tahun ini. Oleh sebab itu, mendapat kabar bahwa mereka akan menghadapi Sam Ratulangi FC di pertandingan pertama telah membuat beberapa orang di dalam tim, termasuk Pelatih Rozak khawatir. Sebabnya adalah rumor tentang revolusi klub kuda hitam yang tahun lalu hanya mampu melaju sampai 16 besar, namun kini datang dengan formasi dan pelatih baru; mantan pemain nasional pula, sang nakhoda anyar tersebut. Kekhawatiran seisi tim didukung dengan video cuplikan pertandingan uji coba antara Sam Ratulangi FC melawan Bhakti Pratama FC beberapa hari lalu, ditambah lagi desas desus yang mengembuskan kabar bahwa pelatih yang merupakan mantan bek andalan salah satu klub liga divisi utama itu hendak mengadakan latihan khusus secara tertutup. Sejak tadi, Pelatih Rozak mondar mandir di dalam ruang sekretariat, pening memikirkan strategi dan berbagai probabilitas.
“Apa benar si Ginola yang tahun lalu bermain di posisi penyerang tengah, dipindah menjadi bek pada turnamen kali ini? Atau tayangan video itu hanya gertakan mereka saja?”
“Benar, coach,” jawab Fandi, kapten Gatot Subroto FC, merespon pertanyaan pelatihnya.
“Apa maunya si Rustam ini?” gumam sang pelatih. Seisi ruangan mendengar, namun sadar bahwa itu adalah pertanyaan retoris; tak perlu dijawab.