The Playmaking Defender

Fajar R
Chapter #1

Prolog: Pensiun

Pertandingan antara Harimau Putih FC melawan Cendrawasih FC memasuki menit ke 70. Skor masih kacamata, dan kedua tim saling bertukar serangan hingga para pendukung mereka tak henti bersorak dan menyanyikan chant masing-masing tim sejak babak kedua dimulai. Komentator histeris saat Cendrawasih FC melakukan serangan berbahaya melalui umpan silang dari sisi kiri lapangan yang berujung pada duel udara antara penyerang bernomor punggung 9 dengan bek tengah nomor punggung 3. Benturan hebat terjadi, penonton kian bising, komentator mengeraskan suaranya.

RUSTAM ADRIANTO TERKAPAR! DUEL UDARA DIMENANGKAN OLEH TITUS ARYA YANG TANPA SENGAJA MENGHANTAM DADA BAGIAN ATAS, DARI BEK TENGAH NOMOR SATU TIM HARIMAU PUTIH FC! KINI TITUS BEBAS TANPA PENGAWALAN DAN SIAP BERHADAPAN SATU LAWAN SATU DENGAN TONI SANG PENJAGA GAWANG! DAN! GOL!!! KONTROL YANG SANGAT BAIK DAN TENDANGAN KERAS DARI JARAK DEKAT YANG TAK MUNGKIN DAPAT DIBENDUNG BAHKAN OLEH KIPER TERBAIK SEKALIPUN!”

Riuh rendah memenuhi atmosfir stadion selama beberapa detik setelah Titus berhasil mencetak gol, namun perlahan senyap merayap saat seisi stadion dan lapangan menyadari bahwa salah seorang pemain tak kunjung bangkit. Adalah Rustam Adrianto yang masih terbujur dalam keadaan tertelungkup, tak sadarkan diri. Bahkan komentator yang bertugas malam itu terdiam sesaat.

“Oh tidak. Adrianto…,” gumam Tuan Komentator melalui pengeras suara.

Tampak tim medis memasuki lapangan dengan sigap, wasit memberi kartu kuning kepada Titus yang sama sekali tak keberatan atas hukuman tersebut, sementara beberapa pemain dari kedua tim berusaha mengembalikan kesadaran Rustam, termasuk Titus yang terlihat muram dan berkali-kali memanggil nama rivalnya itu. Ia menjadi salah satu pemain yang membantu menaikkan Rustam ke atas tandu, bahkan mengikuti tim medis hingga ke tepi lapangan. Terlihat Titus meminta maaf kepada pelatih dan sejumlah pemain tim Harimau Putih FC.

Lihat selengkapnya