THE PORTRAIT OF DEATH

Nurul Hidayati
Chapter #5

Damned

Perempuan itu duduk tegak, tidak rileks sama sekali siap menyerang seperti hyena yang mengincar mangsanya, tidak ada yang mengira umurnya di penghujung 40, dia masih terlihat bugar, cantik dan menarik, memang tidak dipungkiri dia mendapat perawatan wajah dan tubuh kelas pertama.

         “ Lama tidak berjumpa,” suaranya sedingin air hujan di bulan desember, “ Kau tumbuh dengan baik sepertinya pengasuhmu melakukan tugasnya dengan baik. “ tambahnya lagi." Aku tidak tahu kenapa suamiku bersikeras memanggilmu kesini, tidak mungkin kan dia menyuruhmu untuk tinggal disini lagi?" tanyanya dengan nada sinis.

Darlene terhenyak dengan perkataan perempuan itu, setidaknya dia masih ingat dulu sekali waktu dia dan Jessy masih kecil tante Mira pernah menjadi favoritnya " Karena tante Mira cantik dan suka bawain aku permen coklat " itu jawabannya waktu mamanya bertanya kenapa dia suka dengan tante Mira.Sebenarnya Darlene kesini hanya untuk menuntaskan rasa penasarannya, setelah bertahun tidak perduli dengan keberadaannya mengapa om Harsya ingin bertemu dengannya dan dalam hati terdalamnya dia sedikit berharap om dan tantenya bersikap lebih manis dengannya tapi ternyata harapannya hanya menabrak tembok semata.

" Tante tidak perlu khawatir tentang itu, aku punya tempat tinggal kok, mungkin om Harsya kangen sama aku." jawab Darlene berusaha tenang, semalam dia sudah berlatih untuk berhadapan dengan situasi seperti ini, tapi tetap saja dia merasa tidak nyaman.

" Kangen?" dengusnya hampir tertawa.

         Seorang lelaki setengah baya dengan setelan jas mahal keluar menemui Darlene yang terduduk kaku di ruang tamu yang megah, langkahnya terburu- buru seperti terkejar banyak agenda.

         “ Darlene honey, apa kabarmu? Sudah lama om ingin bertemu tapi sayang sekali sekarang bukan waktu yang tepat, temui om di kantor ada yang hendak om bicarakan, oke om pergi dulu.”

         “ Temani Darlene makan, aku akan pulang telat.” Ujarnya pada perempuan di hadapan Darlene.

         Belum sempat Darlene menjawab om Harsya sudah meninggalkannya.Dia memperhatikan adik ayahnya itu, wajahnya tidak banyak berubah hanya rambut putih di kepalanya yang menunjukan umurnya semakin bertambah tapi entahlah Darlene tidak merasakan kehangatan yang seharusnya dimiliki sebuah keluarga.

Lihat selengkapnya