Bayangan dinginnya mandi di pagi hari kala hujan membuat kay semakin merapatkan selimut menutupi kepalanya tapi bunyi pesan masuk di hapenya membuatnya beringsut dari tempat tidur.
“ Okay, nanti siang ketemuan, gue kasih tahu detail job ini.” Kay membaca nama pengirim pesan ini, “ Mas Dino...omg, gue keterima tapi ntar dulu,,ini job apaan yaa kok gue lupaa..” Kay mengingat- ingat part time job yang dilamarnya.
“ Liiinn...gue diterima kerja sama mas Dino tapi gue lupa, ini kerjaan apaan?”
Darlene yang baru saja mengangkat handphone dan menemukan suara Kay yang berisik di ujung sana.
“ Asisten.” Jawabnya sambil menguap.
“ Asisten apa?”
“ Ya asistennya mas Dino dong Kay, asisten potografer...” suaranya mulai kesal.
“ Oiya...gue inget tu mas Dino yang ganteng itu kan, sori Lin secara banyak mas Dino di phone book gue. Eh , nanti siang sibuk enggak? Temenin gue ketemuan sama mas Dino ya Lin.”
“ Sori Kay kagak bisa nanti gue ngajar les privat, ajak Kara saja atau lo dateng sendiri, dandan yang kece kali aja ditawarin jadi model, hasil foto mas Dino bagus-bagus kok.”
“ Bener juga ya Lin, mending gue dateng sendiri saja dari pada di ganggu kalean, kali mas Dino bakal terpikat kecantikanku hee..hee..”
“ Whatever...Kay i’m off “
“ Liin tungguuu....” suara Kay hilang ketika Darlene memencet tombol off.
Hari ini ada banyak hal yang ingin Darlene lakukan ketimbang mendengarkan Kay. Semalam dia mendapat pesan dari keponakan bik Surti yang mengabarkan keadaan bik Surti yang drop dan Darlene bermaksud untuk menjenguknya di akhir pekan, dan pagi ini dia ingin menemui om Harsya di kantornya, dia penasaran apa yang ingin dibicarakan om Harsya yang bahkan akan mengirim supir pribadi untuk menjemput Darlene.
OOO