Hari ini mungkin jadi hari yang spesial secara Kay yang biasanya ceria kali ini mukanya di tekuk, lusuh tak bercahaya bagai kertas contekan yang habis di pakai dan tertinggal di laci meja kelas.
“ Awaass Kay kecoaa...” Kara menunjuk kebangku yang di duduki sahabatnya. Serta merta Kay terlonjak berdiri dari kursinya dan teriak kencang.
“ Manaaa...”
“ Ituuu......tapi boong huuaaaa ...haaa” suara tawa Kara hanya disambut manyun cemberut dari bibir mungil Kay.
“ Hey..kamuu...iya kamuu kenapa kamu dari tadi bengong aja?”
“ Raaaa....gue tuh bingung, pusing tujuh keliling, desperate...."
“ Napa?”
“ Part time job guee...”
“ Kenapa dengan part time jobnya? Bukannya lo seneng sama fotografi berarti cocok kan? Atau elo disuruh jadi model foto dewasa buat konten pemersatu bangsa? Haa mana tu mas Dino biar gue hajar berani-beraninya nyuruh sahabat gue yang imut foto begituan...”
“ Bukan raaa...” Kay tahu sahabatnya ini pasti akan melakukannya, dengan sabuk hitam taekondo Kara emang tidak kenal takut. “ Jadi mas Dino lagi bikin proyek baru, dia bikin proyek Potrait of The Death alias motret orang mati, nah gue ditawarin buat ngerjain itu.”
“ Tunggu-tunggu maksud lo kalau ada orang meninggal trus elo take pictures gitu?”
“ Not really...ini tuh kaya poto prewed kalau orang mau menikah, nah proyek ini bikin foto buat mereka yang meninggal jadi kalau keluarganya mau punya kenang-kenangan dengan mereka trus di foto lah jenasah itu, Ini tuh terobosan dari mas Dino, dan setau gue belum ada dimanapun yang mengkhususkan buat foto jenasah.”
“ Oghh gitu trus apa masalah lo?”