THE PORTRAIT OF DEATH

Nurul Hidayati
Chapter #9

HADEUH !!!!

Jarum jam baru menunjukan di angka 8 tapi entah kenapa suasana demikian sepi, abang penjual nasgor keliling yang biasa mangkal di depan gardu ronda tidak nampak, warung kelontong bu Acih juga sudah tutup. Darlene baru saja sampai di depan kosnya yang tidak biasanya sepi, tidak ada seorangpun yang tampak di luar kamar bahkan kang Amin, si penjaga kos, yang setia main gitar di teras depan juga tak terlihat, dan anehnya lampu jalan pun ikut mati.

         “ Makasih mas..” ujarnya pada supir ojol yang mengantarkannya.

         Abang supir yang biasanya senang di ajak ngobrol kali ini hanya menjawab singkat memandang Darlene dengan ekspresi takut.

         “ Mbak kalau pakai parfum jangan kebanyakan, wangi banget si mbak mana wangi melati, mbaknya beneran manusia kan? “ tanyanya.

         “ Lah abang, kalau bukan manusia, saya hantu gitu?” jawab Darlene kesal, dia baru sadar pantas saja si abang ojol enggan bercakap-cakap dengannya.

         “ Yee... makanya saya tanya, sudah ahh saya cabut saja, mana tempatnya gelap gini, hati-hati mbak siapa tahu ada yang ngikutin hiii.” Ujarnya sambil berlalu dari hadapan Darlene.

         “ Huu.. dasar abang, nakut-nakutin saja...wangi? wangi apan si?” tanya Darlene penasaran, “ Zzzhhhh....” desiran angin dingin menyapu Darlene membawa aroma melati yang pekat, insting Darlene mulai waspada, cepat-cepat dia masuk ke dalam kosnya setengah berlari dia menuju kamarnya tanpa menoleh lagi kebelakang.

         Kejadian-kejadian seperti ini bukan hal baru lagi baginya, sejak bekerja bersama mas Dino, dia sering mengalami yang berhubungan dengan makluk astral. Awalnya dia takut tapi mas Dino memberi nasihat untuk bersikap biasa saja karena mungkin mereka hanya datang untuk menyapa atau berterima kasih, dan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan biasanya sebelum memulai pekerjaan memotret mereka akan berdoa dan meminta ijin dulu dengan klien mereka dan mas Dino selalu menekankan agar kondisi fisik mereka dalam keadaan yang fit serta jangan sampai saat bekerja pikiran mereka kosong.

         Darlene ingat ketika sedang mengajar les privat, Sonia muridnya sering tertawa sendiri sambil menatap ke samping Darlene.

         “ Kak, kalau aku cerita, kakak percaya enggak?” tanyanya.” Jadi tuh, disamping kakak ada oma yang dari tadi ngusilin kak Darlene, dia niup-niup rambut kakak.”

         Dari tadi Darlene memang merasakan ada angin dingin seperti mengusap-usap pipinya.” Apaan si, kakak enggak mengerti.” ujarnya.

         “ Kakak belum tahu yaa kalau aku indigo, aku bisa melihat hantu, nah sekarang ada yang lagi godain kakak, kayanya dia suka sama kak Darlene, kenal dimana oma sama kak Darlene?” tanya Sonia entah pada siapa.

         “ Katanya kakak pernah motret dia, Oma ini gemuk, putih trus rambutnya keriting, benar kan Kakak pernah bertemu?” Darlene hanya bisa menatap Sonia dengan pandangan ngeri, itu adalah oma Rita, klien yang ditanganinya dua minggu lalu, oma Rita meninggal setelah menderita sakit cukup lama.

         Pengalaman Darlene dengan dunia gaib memang tidak bisa dipisahkan dengan kejadian saat dia bertemu Alysa, setelah hari itu tampaknya hantu Alysa belum mau meninggalkannya bahkan masuk ke mimpinya.

Lihat selengkapnya