Hari ini jadwal gue banyak seperti biasa, kerumah oma Sandra adalah salah satunya. Ketika gue datang oma enggak ada di ruang perpustakaan pribadinya kayak seperti biasa kalau gue mau dateng, kata bik...., oma sandra sedang demam jadi dia tiduran saja di kamarnya.
“ Tok..tok...” Darlene mengetuk perlahan pintu kamar oma Sandra,” Omaa..”
Dilihatnya oma sedang duduk didekat jendela yang menghadap ke kebun bunga, mendengar suara Darlene, dia menoleh dan tersenyum,” Sayang...kamu sudah datang..” suara Oma Sandra terdengar lesu tidak seperti biasanya.
“ Oma apa kabar? Darlene dengar oma sedang tidak enak badan.” Katanya sambil memegang tangan perempuan tua itu.
“ Oma tidak apa-apa sayang...” ujarnya lagi tapi Darlene melihat kesedihan dimatanya, entah apa yang dirasakannya.
Bik Sumi bilang oma kangen dengan anak dan cucunya bik Sumi memang tidak menceritakan masalah keluarga ini secara jelas yang Darlene tangkap ini adalah masalah serius entah apa yang terjadi hingga mereka memutuskan hubungan satu sama lain.
“ Apa mereka tidak pernah kemari?” tanya Darlene, menurutnya seorang anak harus lebih mengerti dan bersabar menghadapi orang tuanya.
“ Mereka tinggal dikota sini juga mbak, bahkan cucu oma juga sering datang tapi entahlah oma Sandra tidak mau menemuinya.”
Hari sudah sore ketika Darlene meninggalkan rumah oma, dia sengaja tinggal setengah jam lebih lama dari biasanya, menemani oma ngobrol, membacakan novel kesayangan oma, memijiti bahunya sampai membujuk oma yang tidak berselera makan, Darlene melakukannya bukan karena dia sudah terikat dengan pekerjaannya melainkan karena dia benar-benar tulus menyayangi oma Sandra.