Karena alasan kesehatan yang masih membutuhkan recovery yang panjang maka para pemegang saham di perusahaan om Harsya memutuskan untuk mengadakan rapat umum untuk mengganti direktur baru, dan disitu baru diketahui bahwa saham yang dimiliki ayah Darlene yang selama ini di kelola om Harsya dikembalikan pada Darlene sebagai ahli warisnya.
“ Lin ...sekarang kan elo tajir kira-kira elo mau kasih gue warisan apa?” tanya Kay, siang itu saat mereka asik makan cilok bikinan bu Acih.
“ Gila lo Kay ...nyumpahin Alin died? Masa minta warisan sekarang...ntar aja kalau dia sudah tua hahaha..” timpal Kara.
“ Tenang girls...kalian mau warisan apa?Takoyaki? silahkan ambil, atau warisan hutang di warung bu Acih? Gih sana ambil..” jawab Darlene santai.
Keseruan mereka terjeda dengan pesan masuk di handphone Darlene,” Girls ada yang mau warisan keren enggak?” tanyanya setelah membaca pesan itu.
“ Gue Lin mau banget..” jawab Kay tanpa pikir panjang.
“ Bener? Enggak bo’ong yaa...nih buat elo..” Darlene mengangsurkan hp nya “ Ogaahhh...” teriak Kay setelah membaca pesan itu.
Kara yang penasaran segera terkikik selesai mengetahui apa yang terjadi, ternyata itu adalah pesan dari mas Dino untuk bersiap karena ada klien yang akan mereka tangani.