Tergesa - gesa Darlene masuk ke dalam gedung bercat putih di samping rumah sakit kota, dia mengibaskan rambut coklatnya yang basah terkena gerimis sore, dalam hati mengutuk dirinya yang lupa membawa payung lipat padahal musim hujan sudah datang.
Udara dingin menyambutnya begitu dia melangkah, benar-benar sepi tidak di lihat seorang pun di situ, tiba-tiba dia dikagetkan dengan suara hpnya yang berbunyi.
" Say, sorri gue enggak bisa dateng karena harus anter mama ke dokter, tapi gue sudah bilang ke mbak Oni kalau elo yang gantiin..," suara Key yang cempreng terdengar di ujung sana.
" Key, beneran ini tempatnya tapi spooky gini, sepii beneer." sahut Darlene, matanya menangkap sosok perempuan memakai dress putih dengan syal hijau di leher berjalan ke arahnya, perasaannya sedikit lega setidaknya dia tidak sendiri. Wajah cantiknya terlihat pucat dan matanya sembab seperti banyak menangis.
" Ha..ha..ha.. yaelah namanya juga rumah duka, ya sepi lah, sudah ya Lin, nyokap nungguin nanti gue telpon lagi." tutup Key.