" Tok..tokk...tokkk...Liiinnn..Liinnn" ketokan atau lebih tepatnya gedoran pintu di ikuti teriakan cempreng menyambut pagi Darlene yang damai.
" Gosh..what the hell..aww..." Terkejut Darlene menumpahkan coklat hangat yang hendak diminumnya.
Dengan rasa kesal yang membuncah, dia meninggalkan pizza sisa semalam dan coklat hangat setengah gelas yang jadi sarapannya, menuju keributan di luar pintu kamarnya.
" ..Liiinn...," teriakan Key terputus, ketika dia mendapati wajah dingin Darlene dari pintu yang terbuka.
" Kalau enggak penting, lo gue masukin karung..." ancam Darlene sadis.
" Peace Lin..peace...," kata Key nyengir, " Ini penting...sedikit..eh ini penting banget, noh kamar no 11 komplen, kalau kucing lo enggak berhenti teriak-teriak mau di karungin." tambah Key sok serius, bergegas dia masuk ke kamar Darlene sebelum si empunya berubah pikiran.
Takoyaki kucing kampung berbulu putih itu masih 'menggoda' Unyu persia betina milik Rosa yang resah dalam kandangnya.
"Takooo...," panggilan Darlene menghentikan meongan pejantan tangguh itu, Tako hanya menengok sekilas kearah Darlene dan kembali menggoda Unyu.
"Owh God aku di cuekiinn..." seru Darlene kesal, dengan gemas dia mendatangi Takoyaki dan mengangkatnya.
" Dengar ya Tako, kamu dan Unyu beda kasta, jadi enggak mungkin kalian akan bersatu mending kamu pacarin kucing kampung sebelah lagi pula yang punya Unyu galak nanti kamu di kirim ke kutub utara loh." kata Darlene berbisik.
" Hadeuh pantes saja Tako kalau lihat gue galak banget mukanya ternyata kalian suka gibah di belakang gue.." kata Rosa yang tiba-tiba sudah berdiri di depan pintu kamarnya.
" Wwkwkk..wkkk..." tawa Key bergema," Sinetron cinta terlarang adegan emak menasehati anaknya ha..ha..ha.."
Seakan tidak perduli dengan keributan manusia Tako kembali menggoda Unyu, dan suara sembernya kembali menggema di kos Putri Melati.