Senkora keluar dari ruang loker dengan pakaian dinasnya. Bengkel di pagi itu belum ramai, beberapa pegawai tampak belum datang. Hanya ada beberapa petinggi bengkel yang sedang berkumpul dan bercakap di halaman bengkel. Dari semuanya, mata Senkora tertuju pada gadis remaja bertopi dan menyandang skateboard di punggungnya. Dia mendekat ke arah sana. Lalu berdiri di samping Padre.
"Ini Rytaka anaknnya pak Sam kan? "Bisiknya pada Padre.
"Iya, dia baru saja sampai di sini." bisik Padra.
Gadis itu berdiri di depan mereka, menatap mereka satu persatu, berusaha mengingat setiap wajah yang ada di depannya.
"Ini.....ini..Hisoka kan?" tunjuknya pada pria yang tepat di depannya.
"Dan ini....Padre, dan ini......?" Gadis itu memandang Senkora dengan dahi berkerut.
"Diriku Tiga, saudara Mattew." kata Senkora.
"Ninja ketiga, jangan bilang dirimu Senkora..." ucapnya.
"Memang itu namaku, ne!" tegas Senkora.
Seketika tangis gadis itu pecah.
"Senkoraaa.....benar ini dirimu? I miss you, bolehkah diriku peruk?" pinta Rytaka.
Senkora tersenyum. Sekilas dia teringat gadis yang tidak bisa menyebut L itu ketika kecil. Dia ikut menjaga Rytaka bersama Mattew. Senkora lalu menggendong gadis itu ke punggunya dan membawa Rytaka menjauh ke sudut depan bengkel.
"Bagaimana kabar dirimu, Senkora?" tanya Rytaka.
"Diriku baik-baik saja, ne. Tapi ada kabar buruk untukmu." Kata Senkora sambil mengingat 1 dan 2.
"Kabar buruk apa?" tanya Rytaka.
"1 dan 2 mati di tangan sensei." Senkora menghela napas.
"Hah, kenapa Hayabusa membunuh mereka, apa mereka berbuat sarah?"rengek Rytaka.
Senkora merenung sesaat, lalu menyalakan rokok dan menghisapnya. Asap mengepul dari dalam mulu Senkora.
"Dirimu tahu sendiri, ne. Hayabusa melarang kami memiliki kelemahan, kedua kakakku itu sepertinya melemah karena wanita hingga membuat Hayabusa murka." ujar Senkora sambil memperhatikan kepulan asap yang baru saja keluar dari mulutnya.
"Kenapa mereka harus dibunuh, kenapa tak menghukum mereka saja. Kasihan 1 dan 2.." tunduk Rytaka.
"Lalu bagaimana dengan dirimu dan Hanabi? Karian pasti sedih. Bagaimana dengan Hayabusa?" tanya Rytaka lagi.
"Diriku tidak tahu di mana mereka sekarang, sudah lama diriku tidak bertemu dengan Hanabi dan Hayabusa,mungkin mereka kembali Dojo." jawab Senkora.
***
Sementara itu Tane baru saja memarkirkan mobilnya di bengkel. Dia sedikit telat ke bengkel karena baru saja mengambil obat untuk Senkora ke rumah kakaknya. Saat turun dari mobil, Tane melihat Senkora sedang berdiri dengan Rytaka.
"Siapa itu?" gumamnya dalam hati. Setelah memarkir mobilnya, Tane buru-buru masuk ke bengkel dan segera mengganti pakainnya dengan pakaian dinas bengkel. Setelah seperti biasa, dia berlari ke arah Senkora.
Senkora yang melihat Tane menuju ke arahnya, segera membuang rokok yang sedang dihisapnya, lalu berkata pada Rytaka untuk mengakhiri percakapan mereka.
"Ha, halo.." sapa Tane pada Senkora dan Rytaka.
"Haroooo, ini dengan aunty siapa? Cantik sekari." tanya Rytaka.
"Hai sayang kenalin, aku Tane!' kata Tane.
Tiba-tiba sekelompok polisi terlihat memenuhi area parkiran bengkel. Sekitar 20 orang polisi turun.
"Eh...ada apa ini?" Tane terlihat bingung.
"Bentar, ya!" kata Senkora pada Tane dan Rytaka. Senkora lalu menghampiri salah satu polisi tersebut, lalu dia membawa mereka masuk ke bengkel.
Rytaka dan Tane berdiri di pojok halaman bengkel sambil menyaksikkan keramaian yang sedang terjadi.
"Banyak sekarii oi pak polisi, kira-kira ada apa ya, aunty?" tanya Rytaka.
"Tidak tahu kita, biarkan saja mereka. Oh iya namamu siapa tadi cantik?" tanya Tane sambil menatap Rytaka.
"Oh iya sampai rupa berkenalan. Namaku Rytaka aunty, aku baru saja sampai di sini...."
"Maksudnya kamu warga baru sayang?" tanya Tane lagi.
"Bukan, bukan, aku baru saja kembali dari luar negeri. Semua keluargaku di bengker ini aunty." Jawab Rytaka.
"Oh jadi kamu keluarga bengkel?" Tane mengangguk.
"Iya..trus yang jagain aku waktu kecil itu Senkora."cerita Rytaka.
"Oh alaaah, begitu, eh kamu udah punya pacar belum?" tanya Tane.
"Beruum, mana boreh aku pacar-pacaran, aku masih kecir. Karau aunty Tane pasti udah pacaran kan?" tanya Rytaka balik.
"Oh belum, aunty pacarannya nanti kalau udah kaya, eh tapi kalau cowoknya kaya dari aunty sih boleh." kata Tane tertawa.
Tiba-tiba terdengar suara radio bengkel.
"Tane, Tane ada yang mencarimu nih, kakakmu!"
"Bentar ya, sayang!" Kata Tane pada Rytaka laly berlari menuju depan pintu bengkel. Tenyata yang mencarinya adalah Lolly, saudara Ibbey.
"Hah, kak Lolly, ada kak Lolly juga, waduuuh cantiknya kakakku iniii!" Kata Tane sambil memperhatikan seragam polisi yang dikenakkan Lolly. Mereka berdua berpelukan dan menjauh sedikit dari keramaian.
"Ini ada apa sih kak Lolly, rame banget kak Lolly bawa pasukan?" tanya Tane.
"Nggak ada apa-apa sih dek, cuma patroli biasa aja sih." jawab Lolly.
"Buseeet, patroli udah kayak mau perang aja!" celetuk Tane.
Lolly tertawa mendengar celetukan Tane.
"Oh iya, dek, kamu udah jadi ganti ktp?" tanya Lolly
"Belum, tapi kayaknya hari ini deh aku urus, nunggu bengkel gak ramai dulu sih baru aku bisa pergi." kata Tane.
Dari dalam bengkel terlihat sekelompok polisi keluar .
"Nah udah selesai kayaknya, kakak sepertinya harus pergi deh." kata Lolly sambil membuka dompetnya. Dia mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribuan dan menyerahkannya pada Tane.
"Loh kak, ini banyak banget lho." Kata Tane sedikit kaget.
"Gak papa, anggap aja itu tanda terima bergabungnya kamu ke keluarga Ashford!" kata Lolly berlalu pergi. Lolly segera menaiki mobil dinasnya.
Setelah kepergian para polisi, suasana bengkel kembali sepi. Tane melihat-lihat ke sekitar mencari keberadaan Senkora. Dia melihat Senkora sudah berdiri bersama Rytaka di tempat tadi. Dia berlari masuk ke bengkel dan kembali keluar dengan sebotol air mineral. Lalu dia menghampiri Senkora.
"Kora...!" panggil Tane. Mendengar itu Rytaka yang berdiri di samping Senkora sedikit kaget lalu tertawa.
"Haah, Koraa ? Kora ? aunty manggil Senkora, Kora ?" tanya Rytaka menahan tawa.
Sementara itu Senkora menggaruk-garuk keningnya yang gatal sambil tertunduk.
"Iya sayang, kenapa, ada yang salah kah dengan panggilan Kora?" tanya Tane.
"Tidak, soalnya baru pertama kali dan aunty orang pertama yang memanggilnya Kora." jawab Rytaka melirik ke arah Senkora.
"Oh....iya Kora, kamu sudah minum obat pagi ini? " tanya Tane pada Senkora.
"Sudah." jawab Senkora.
"Baaik, dan ini ada satu lagi obat yang harus kamu minum, aku sebelum ke bengkel bela-belain muter ke rumah kak Ibbey untuk ambil obat ini. " ujar Tane sambil memberikan obat itu pada Senkora.
"Sekarang minumnya?"tanya Senkora lagi.
"Hmm, sekarang!' Tane lalu membuka botol mineral dan menyerahkannya pada Senkora.
Sementara itu Rytaka menatap ke arah Senkora yang sedang meneguk air. Lalu dia menatap ke ara Tane, sambil tersenyum mangut-mangut.
"Cieeee, diriku mengerti, berarti yang dibilang orang-orang tadi karau dirimu punya kiw kiw an itu aunty Tane!"kata Rytaka tampak bersemangat. Dia mondar mandir di depan Tane dan Senkora.
Tane telihat kebingungan, sementara itu Senkora menatap tajam ke arah Rytaka.
"Kalian sudah berkenalan?" tanya Senkora berusaha menghentikan Rytaka karena dia tau Rytaka pasti akan membahas ini panjang lebar.
"Hmm sudah.." jawab Tane.
"Sudah dong, bahkan tadi aunty Tane birang karau dia gak mau pacaran sebelum kaya. Bisa sih pacaran, tapi cowoknya harus rebih kaya. Kamu kaya nggak Senkora?" goda Rytaka.
"Haaah, tidak!" jawab Senkora singkat sambil menggerutu dalam hati.
"Oalaaah, tapi dirimu ganteng. Gimana aunty Tane, Senkora gantemg tidak?" tanya Rytaka menatap ke Tane.
"Hmm...hmmmm ganteng." jawab Tane sedikit mengecilkan suaranya. Mendengar itu Rytaka kegirangan, dia tertawa puas, sementara itu Senkora menatapnya semakin tajam.
Senkora lalu mengalihkan pembicaraan dan menyeret Rytaka agak menjarak dari Tane.
"Sudah, rytaka.sudah!"
"Oalah, akhirnya diriku bisa melihatmu jatuh cinta, Senkora." kata Rytaka sedikit berbisik.
"Kami hanya teman!" ujar Senkora
"Teman, tapi tatapan mata dirimu berbeda Senkora saar melihat aunty Tane." goda Rytaka lagi
"Kau tanya saja padanya kalau tak percaya!" kata Senkora.
Rytaka lalu menyeret tangan Senkora untuk mendekat ke arah Tane.
"Aunty Tane, menurutmu Senkora bagaimana?" tanya Rytaka pada Tane.
"Hmmm dia baik..." jawab Tane. Tane hanya bisa mematung saat itu, dirinya seperti merasa sedang di intograsi.
"Oh jelas. Senkora ini baik sekari, dia rembut, tidak kasar. Akhirnya aku bisa merihat Senkora jatuh cinta dan bisa dekat dengan cewek. Senkora yang biasanya cuma bisa cucuk-mencucuk...."
"Heeeh!" potong Senkora cepat. Dia kaget kata-kata itu muncul dari mulut Rytaka.
"Cucuk mencucuk?!" tanya Tane mengerutkan dahinya.
Senkora bergegas menggendong Rytaka ke punggungnya dan menjauh dari Tane. Tane terlihat kebingungan.
"Eh...maaf, maaf Senkora aku hampir keceprosan.." Rytaka menyadari salahnya.
"Dia hanya tau diriku cuma keluarga bengkel, Ryt...." geram Senkora.
"Aduh...aduh maaf Senkora. Baiklah kita cari alasan, tapi apa?" Rytaka tampak berpikir keras.
"Baiklah, aku sudah dapat alasannya. Sekarang kita balik ke aunty Tane. Nanti dia curiga. Ayo Senkora, aku akan klarifikasi." Rytaka dan Senkora mendekati Tane
"Hmm aunty Tane, jadi dulu Senkora ini petani keluarga, jadi dia bercocok tanam, kalau mau menanamkan tanahnya harus dicucuk-cucuk dulu..itu maksudnya Senkora suka cucuk mencucuk.." tutur Rytaka panjang lebar.
"Oh begituu, aku juga suka bertani, nanti kapan-kapan kita nanam pohon pisang ya, Kora. Bisa tuh di tanam di sebelah bengkel!"celoteh Tane sambil menunjuk ke sudut bengkel.
"Hahahahaa, nanam pisang, Senkora nanam pisang!" Ryataka tertawa puas, Tane juga ikutan tertawa kecil. Sementara Senkora terus menatap tajam ke arah Senkora
Tiba-tiba ponsel Tane berdering. Ternyata ada telepon masuk dari Aiko, seseorang yang bekerja di kantor pemerintahan.