The Power of First Love - Senkora & Tane

Amel Gladishani
Chapter #7

Missing You

Pagi itu, Senkora baru saja tiba di bengkel. Semua petinggi dan keluarga bengkel tampak sibuk dan berlarian masuk ke mobil.

"Sen, ganti baju cepat, baju hitam!" Teriak Non Aya dari dalam mobil.

Senkora yang baru saja sampai dan tidak tahu apa-apa segera berlari ke dalam bengkel dan memasuki ruangan loker. Di dalam ternyata ada beberapa petinggi bengkel yang lain sedang berganti baju.

"Ada apa nih?" tanya Senkora ke Pak Adam yang sedang ganti baju juga.

"Belum dapar informasi kita." jawab Pak Adam.

Senkora bergegas memakai baju yang sama dengan yang lainnya, atasan hitam dan celana orange. Tak lupa dia memakai masker. Senkora berlari keluar dan masuk ke mobil yang sama dengan Non Aya dan Pak Adam.

Mobil itu melaju kencang menuju ke arah kota. Non Aya terdengar sibuk di radio.

"Ada penyerangan besar-besaran di kota oleh Kartel. Kabarnya seluruh kota siaga total. Mereka menembak membabi buta. Dan kita, bersama kelompok lainnya yang bisnisnya terganggu akan bersatu menyerang Kartel." kata Non Aya. Semua yang di dalam mobil menyimak informasi non Aya.

"Apa alasan mereka menyerang kota?" tanya Senkora.

"Kabarnya bisnis ilegal mereka terendus polisi dan itu sangat merugikan mereka. Dan kabarnya lagi salah satu kelompok di kota ini bersekongkol dengan Kartel. " kata Non Aya lagi.

"Sekarang kita kemana nih?" tanya Pak Adam.

"Bergabung dulu dengan kelompok lain, tapi lokasinya belum pasti, kita cuma nunggu aba-aba dari mereka."tegas Non Aya.

Mobil terus menuju kota. Suasana kota seperti tak berpenghuni, tidak ada aktifitas sama sekali. Semua pusat perbelanjaan, layanan publik tutup total.

Senkora mengambil ponselnya, masih jam 6.30 pagi, Tane pasti belum bangun, pikirnya. Senkora lalu mengirimkan pesan pada Tane :

"Kalau dirimu bangun, jangan kemana-mana. Tetap stay di sekitar apartmen dan karnaval. Kota lagi siaga total, nanti ku kabari ya. Hati-Hati."

Mobil berhenti di depan sebuah bangunan. Di halamannya telah banyak mobil dan puluhan orang dari kelompok lain. Mereka keluar dari mobil dan bergabung dengan yang lain. Ternyata petinggi bengkel yang lain sudah sana. Ada Rytaka dan Iel juga.

Seorang godfather tampak sedang berbicara di depan memberikan instruksi. Tujuan mereka adalah melakukan penyerangan balik pada Kartel. Setelah memberikan insruksi, semua kelompok terlihat menyiapkan senjata pistol mereka.

Setelah aba-aba selesai, semuanya bergegas masuk mobil dan berpencar mencari keberadaan Kartel.

"Sepertinya bakal terjadi peperangan nih." kata Adam.

***

Tane baru saja berpakaian rapi dan siap-siap untuk ke bengkel. Saat membuka ponsel, dia kaget ada pesan dari Senkora. Tane langsunh menelpon Senkora.

"Halo...," Suara Senkora terdengar sedikir bising karena sedang berada dalam mobil.

"Kora, ini aku gak bisa keluar apart?" tanya Tane.

"Boleh, tapi sekitaran karnaval saja. Kau di mana?" tanya Senkora.

"Ini aku masih di apart. Hmm..kalau aku ke bengkel boleh nggak?" tanya Tane.

"Hmm....boleh, tapi cepat-cepat ya." kata Senkora lembut.

"Kamu di mana?" tanya Tane.

"Hm, hm, aku sedang dinas luar dengan petinggi bengkel lainnya." jawab Senkora.

"Masih lama nggak, aku kangen kamu.." ujar Tane dengan nada lemas.

"Nanti kukabari ya..." kata Senkora.

"Ya udah, semangaaaat Senkoyang, Senkora sayang!" kata Tane.

"Hmm, makasih ya. Nanti kalau sudah di bengkel, kabari ya." kata Senkora. Terdengar suara tertawa kecil dari seberang telpon. Tane lalu memutuskan panggilan.

Tiba-tiba ponsel Tane berdering lagi. Kali ini ada telpon dari temannya, Nakky, seorang teman yang ia jumpai saat melakukan mekanik keliling.

"Ada apa, Nakky?" tanya Tane

"Aku ingin menyervis motor, kamu ada di bengkel, Lala?" tanya Nakky memanggil Tane dengan panggilan khasnya untuk Tane.

"Aku gak di bengkel, kayaknya gak bisa ke bengkel juga. Aku ada di apart aku.!" jawab Tane.

"Oke, aku ke sana ya!" kata Nakky.

Tane keluar apartmen dan melihat-lihat situasi. Karnaval yang biasanya ramai terlihat sepi. Tane berjalan-jalan kecil di parkiran apartmen. Hanya ada 1 atau 2 orang yang terlihat di luar apartmen.

Tak lama, Nakky datang dengan sepeda motornya. Tane langsung menyervis sepeda motor Nakky. Ketika hampir selesai, mereka dikejutkan dengan pesawat yang terbang tak terlalu tinggi dan terlihat menembakkan sesuatu ke bawah.

Tiba-tiba seorang polisi berlari ke arah Tane dan Nakky. Polisi itu menyuruh Tane dan Nakky untuk segera berlindung.

"Cepat masuk, jangan berkeliaran di luar!" perintan polisi.

Tane dan Nakky berlari menuju lobby apartmen. Tak lama terdengar lagi suara pesawat yang lewat. Tane mengintip ke pinti lobby apart dan melihat ada dua pesawat yang sedang berputar-putar mengelilingi karnaval.

***

Sementara itu Senkora dan petinggi bengkel lainnya masih terlihat mengitari kota dengan mobil. Tangan mereka masing-masing memegang pistol. Non Aya terlihat sibuk di radio.

"Bandara, bandara!" terdengar suara di radio.

Secepat kilat mobil berputar arah dan melaju kencang menuju arah bandara. Di belakang mereka terlihat beberapa mobil yang mengikuti. Sebelum memasuki bandara, dari kejauhan mereka melihay ada helikopter yang menembak brutal ke arah bandara.

"Mundur, mundur!" peritntah Non Aya. Mobil dengan cepat berlindung di bawah jalan tol.

"Mundur, mundur, ada heli yang nembak dari atas!" kata Non Aya ke radio. Setelah situasi aman, mereka mundur dari lokasi.

"Kayaknya kalau diterusin, gak aman. Kita kalah senjata." kata Senkora.

Tiba-tiba terdengar suara di radio.

"Balik ke tempat semula, jangan melewati kota, cari jalan aman. Ada tiga pesawat yang sedang menembak mengelilingi kota!"

Mobil melaju kencang menyusuri jalan tol kanan. Satu-satunya jalan yang paling aman. Sesampainya di lokasi, terlihat semuanya sudah berkumpul. Mereka bergabung. Terlihat seorang ketua kelompok terlibat cekcok dengan godfather.

Senkora menjauh sedikit dari keramaian. Dia membuka ponselnya, karena belum ada kabar terbaru dari Tane, dia menelpon Tane.

"Halo, Kora.." terdengar suara Tane dari balik telpon.

"Kau sudah sampai bengkel?" tanya Senkora.

"Belum, aku masih di apart sama Nakky..."

"Nakky?" Senkora mengerutkan dahinya.

"Iya teman aku yang waktu itu ke bengkel, dia tadi nyervis motornya dan datang ke sini, Kora...." jelas Tane.

"Lalu?" tanya Senkora.

"Trus tadi ada pesawat yang nembak, kita disuruh polisi berlindung. Ini aku berlindung dengan Nakky.."tutur Tane.

"Berlindung dengan Nakky?" tanya Senkora lagi.

"Ng..iya, tapi ini di lobby, Kora. Bentar lagi kak Ibbey juga datang." jawab Tane agak sedikit gugup.

"Ya sudah." jawab Senkora singkat.

"Hmmm, kamu masih lama, Kora?" tanya Tane.

"Sepertinya..., nanti ku kabari ya."

"Aku...aku kangen kamu. " terdengar suara Tane merengek.

"Sabar ya, nanti kita ketemu."jawab Senkora lembut. Senkora memutuskan panggilan dan kembali bergabung dengan yang lain.

Senkora berdiri dekat non Aya. Tiba-tiba non Aya berbisik pada Senkora:

"Senkora, aku lock Tane, ya. Fokus, fokus!"

"Diriku hanya memastikan dia aman, Non Aya." balas Senkora sambil berbisik.

Tiba-tiba ponsel Senkora berdering lagi, non Aya melirik Senkora.

"Rytaka, rytaka." bisik Senkora sambil memperlihatkan layar ponselnya pada non Aya. Senkora segera menjauh dari sana, dan tak lama kembali.

"Rytaka ketangkep polisi, di penjara." bisik Senkora pada non Aya.

"Anak itu selalu merepotkan." kata Non Aya sambil mengeluarkan ponselnya. Dia terdengar sedang menghubungi seseorang. Hanya beberapa menit, non Aya kembali menyimpan ponselnya.

"Satu jam lagi dia bisa keluar, suruh seseorang menjemputnya." perintah non Aya.

"Baiklah!" kata Senkora.

***

Hampir jam 1 siang, status siaga kota telah diturunkan ke siaga 2. Tane masih berada di lobby apartmen bersama Nakky, Ibbey, Loly, Elzan dan Esses. Setelah Nakky pergi, mereka semua masuk ke dalam apartmen Tane.

"Kamu abis ini mau kemana, Sayang?" tanya Ibbey pada Tane.

"Kayaknya dedek ke bengkel deh kak, bentar lagi tes. "jawab Tane sambil mengambil minuman di kulkas.

"Bentar kakak hubungi dulu abangmu, udah aman apa belum?" kata Ibbey sambil mengotak-atik ponselnya. Ibbey terdengar sedang berbicara dengan Vero di telpon.

Ponsel Tane berdering, ada telepon dari Senkora. Tane mengangkatnya.

"Iya, Kora.., ada apa?" tanya Tane.

"Diriku boleh minta tolong?" tanya Senkora.

"Hmm, tentu boleh, apa?"

"Hmm, tolong jemput Rytaka ke penjara ya?" pinta Senkora.

"Oke, masih ada lagi?" tanya Tane

"Tidak, itu ajah sih." kata Senkora.

"Okehh, siaaap!"

Tane memutuskan panggilan.

"Kalau ke bengkel udah aman sayang kata abangmu." kata Ibbey pada Tane.

Lihat selengkapnya