Emma sedang menunggu waktu yang tepat untuk menyampaikan keinginannya pada Paman Edi. Emma juga sedang memikirkan alasan yang kuat untuk membuat Pamannya menyetujuinya. Tak lama makan malam pun selesai. Dan seperti biasa Emma dipanggil oleh Bibinya turun ke bawah untuk membersihkan meja makan dan mencuci piring.
“EMMA.. TURUN KE BAWAH BERSIHKAN MEJA SEKARANG JUGA,” teriak Bibi Eli. Seketika Emma sudah berada di bawah dan langsung menuju ke meja makan. Saat sedang membersihkan meja makan dia memperhatikan Pamannya. Melihat apa yang sedang dilakukannya dan mengamati ekspresi wajahnya apakah sedang gembira atau tidak. Karena bila suasana hati Pamannya sedang tidak baik, menurutnya tidak tepat untuk mengutarakan keinginannya. Emma takut kalau Pamannya nanti akan langsung menolaknya bahkan tanpa mendengarkan ceritanya.
Setelah selesai merapikan meja makan kemudian mencuci piring lalu Emma menyapu lantai. Ada serpihan makanan dan butiran nasi yang jatuh ke lantai. Saat sedang menyapu Emma masih memperhatikan Pamannya yang ternyata sedang asyik menonton TV dengan Bibinya. Menurutnya, ini adalah saat yang tepat karena hanya ada Paman dan Bibinya di situ sementara Rama dan Shinta telah naik ke lantai atas dan sudah berada dikamarnya.
Dengan tangan gemetaran dan badan agak sedikit dibungkukkan Emma memulai pembicaraan dengan Pamannya itu.
“P-P-Ppaman.. S-Ssaa-yya ma-uu bicara,” Emma tergagap.