Emma makan malam hanya berdua bersama Mily, kucing kesayangannya di dalam kamar yang sempit dan panas. Dengan lampu yang sudah mulai redup. Jendela kamar sengaja dibuka agar tidak kepanasan. Emma makan dengan lahapnya. Tidak jarang Mily mengganggunya makan tetapi, Emma tidak marah dia malah sangat senang karena Mily membuat harinya berwarna.
Malam harinya pada pukul dua malam Emma sengaja bangun untuk melaksanakan Shalat Tahajud. Emma memang anak yang rajin dalam beribadah sekalipun tidak ada yang mengajarinya. Dia mengetahuinya dari guru mengajinya. Gelapnya malam dan dinginnya air, serta mata yang enggan untuk dibuka tidak menghalangi Emma untuk melaksanakan Shalat Tahajud. Menurut Emma, hanya dengan begitu hatinya menjadi tenang dan damai. Tidak ada tempat berkeluh kesah terbaik selain kepada-Nya.
Di dalam sujudnya Emma berdoa dan memohon petunjuk-Nya. Dia berharap Tuhan akan membantunya walau sekali ini saja. Dia tahu bahwa dia tidak akan mungkin bisa bertahan sejauh ini kalau bukan mendapat pertolongan dari-Nya.
Ya, Tuhanku
Kaulah tempatku mengadu
Kaulah sebaik-baik penolongku
Maka tolonglah aku
Sekali ini saja....
Begitulah doa Emma. Tanpa terasa menetes air matanya dan membasahi pipi. Dia mengelap pipinya dengan jari-jemarinya yang mungil itu. Dia selalu berharap akan ada keajaiban yang menghampirinya. Emma pun tak pernah lupa untuk mendoakan kedua orang tuanya.
Ya, Tuhanku
Engkau Maha tahu
Sedangkan aku?