Mulai perlahan-lahan dari tempat yang paling bawah dia mengeluarkan barang-barang yang ada di situ. Satu persatu dikeluarkan isi lemari. Dan dia menemukan sesuatu yang menurutnya mungkin – inilah yang dicari-carinya selama ini. Ada kain batik berwarna coklat muda membungkus sesuatu seperti kotak berwarna coklat tua. Kotak itu terbuat dari kayu dan terkunci. Ada gembok yang terpasang di sana. Dan lagi-lagi tidak ditemukannya kunci untuk membuka gembok itu. Tapi, Emma merasa yakin bahwa itu adalah sesuatu yang dicarinya. Emma sempat berpikir mungkin itu adalah kotak tempat penyimpanan perhiasan Bibi Eli. Di goyang-goyangkannya kotak itu namun tidak terdengar apapun di dalam sana.
Segera Emma pergi ke dapur dan mencari semacam palu atau benda tajam lainnya, yang bisa dipakai untuk membuka kotak yang terkunci oleh gembok. Akhirnya Emma menemukan palu dan dibawanya palu itu ke dalam kamar, dengan segera dipukul-pukulnya gembok itu sekuat tenaga lalu terlepaslah gembok itu dari tempatnya. Dibukanya kotak berwarna coklat tua itu, ternyata di dalamnya ada kain untuk menyelimuti bayi. Lalu dikeluarkan dari dalam kotak dan diciuminya selimut itu. Emma merasa seolah kenal dengan selimut itu. Direntangkannya selimut itu ternyata jatuhlah sepucuk surat, selembar foto dan sebuah kalung.
Emma mengambil kalung itu, membaca tulisan yang bertengger di sekitarnya. Terdapat sebuah tulisan EMMA. “Emma? Itu kan namaku? Apa ini? Apakah ini kalungku? Lalu kenapa Bibi menyimpannya? Dari mana dia mendapatkannya? Apakah ini dari orang tuaku?” tanya Emma kebingungan.