Ojek pun berhenti tepat di depan rumah kontrakannya yang baru. Emma memasuki halaman dan sesampainya di depan pintu, dia sedikit tidak enak untuk mengetuk pintu. Rumah itu terlihat sepi. Benarkah Tasya tinggal di dalamnya? Seperti tidak ada orang saja, pikirnya.
Tok... Tok... Tok...
“Assalamu’alaikum... Tasya...” kata Emma. Sayang sekali salamnya itu tidak mendapat balasan dari dalam. Emma mulai panik. “Aduh, bagaimana ini? Kalau Tasya tidak ada, malam ini aku tidur di mana? Aku tidak mungkin kembali lagi ke rumah itu,” ucap Emma panik. Di ketuknya pintu itu lagi.
Tok... Tok... Tok...
“Assalamu’alaikum... Tasya... ini aku Emma,” ucap Emma yang kedua kalinya. Namun, tetap tidak ada jawaban dari dalam. Di cobanya sekali lagi. Emma mengencangkan suaranya, di pikirnya mungkin Tasya sudah tidur.
“TASYAAA..” teriak Emma seraya menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri takut kalau akan mengganggu tetangganya. Emma semakin panik dilihatnya sekitar rumah itu. Berharap bertemu dengan seseorang yang bisa ditanyanya. Dan bertanya apakah orang yang tinggal di dalam sedang pergi atau tidak. Emma mengintip ke jendela terlihat di dalam rumah itu lampu yang ada di kamar menyala sedang ruang tamunya mati. Emma bolak balik seperti setrikaan saja dengan tas yang di gendongnya di punggung.
Saat Emma menghadap ke jalan dan membelakangi pintu rumah itu, tiba-tiba terdengar suara kunci pintu seperti sedang di putar-putar seolah akan membuka pintu. Emma membalikkan badannya dan dilihatnya Tasya keluar dari balik pintu.
“TASYA..” ucap Emma seraya menghampiri teman barunya itu dan langsung memeluknya. Tasya menerima pelukan Emma dan kebingungan ada apa dengannya.
“Kenapa Em? Kamu di kejar-kejar sesuatu?” tanya Tasya penasaran.