THE POWER OF LOVE

Rosiana
Chapter #21

OSPEK

Terdengar suara ayam berkokok tanda hari sudah berganti. Matahari memang belum terlihat. Tetapi, dua anak remaja itu harus bangun karena itu adalah hari pertama mereka OSPEK. 

Emma keluar dari kamarnya dan mengetuk pintu kamar Tasya yang berada di sebelah kamarnya. Emma sudah menenteng handuk di pundaknya seraya membangunkan Tasya. Mata Emma masih rapat sekali seperti sulit untuk di buka. Dua anak perempuan itu sampai larut malam mempersiapkan keperluan yang akan di bawanya hari ini. Mereka tidur sangat malam. Mereka membuat kesepakatan di malam harinya. Barang siapa yang bangun lebih dulu dia harus membangunkan temannya dan dia mendapat kesempatan untuk mandi duluan.

“Tas...” Tok... Tok.. Emma mengetuk pintu dua kali.

“TASYA BANGUN,” ucap Emma dengan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya seraya menguap selebar-lebarnya.

Tasya keluar dari kamarnya, rambutnya acak-acakan, matanya masih tertutup rapat dan terbuka sesekali. Emma bergegas ke kamar mandi. Saat keluar rambutnya basah karena di keramas. Saat anak itu sangat mengantuk di pagi hari dia pasti akan membasahi rambutnya, karena menurutnya, hal itu membuat rasa kantuknya akan hilang. Entah dari mana dia mendapat teori itu. Setelah itu disusul Tasya mandi. Saat berhadapan dengan Emma, Tasya bertanya “Kok kamu keramas Em? Nanti bagaimana rambutmu? Bukannya harus di ikat dengan pita warna-warni ya?” tanya Tasya. Emma menjawab dengan santainya “Biar aku tidak mengantuk Tas.”

Emma selesai berpakaian lebih dulu jadi dia yang membeli sarapan hari itu. Tasya telah memberinya petunjuk di mana ada orang yang berjualan pagi-pagi buta begini. Emma pun sampai di tempat jual nasi uduk yang tidak jauh lokasinya dari tempatnya tinggal. 

“Bu, beli nasi uduknya dua ya,” ucap Emma.

“Iya, neng. Orang baru ya? Ibu baru liat. Mahasiswa ya pasti?” tanya Ibu penjual.

“Iya Bu. Sebetulnya saya sudah disini sekitar sebulan bersama teman saya Tasya. Tapi biasanya kami buat sarapan sendiri untuk menghemat. Karena ini adalah OSPEK hari pertama jadi kami takut terlambat he he,” kata Emma menjelaskan.

Lihat selengkapnya