"Jyaaakh! HAHAHAHAAHH!" mereka tertawa lepas riang ngakak kali uy!
Macet banget jalanan, masih.
"Oh iya nih, Mas, aku mau nanya lagi."
"Iyaa apa, Dinda?" jawabnya sambil tersenyum.
"Kok bisa ya kamu sesantai ini ngomongin hal-hal yang kayak gini. Kalo laki-laki yang dulu-dulu aku temuin, aku susah banget nanyainnya. Aku kayak merasa gak aman dan nyaman buat memulainya duluan obrolan ini. Kayaknya mereka takut banget harga dirinya diinjak-injak sama aku. Ups, maksudnya, sama istri mereka nantinya."
"Hehehee, ya mungkin ... yang emang mereka tau itu bener, adalah kayak yang apa mereka tau itu, Din. Lagipula, aku percaya kalo misalkan ada satu orang dalam pasangan itu yang ditinggikan jabatannya di luar, bukan berarti yang satunya lagi rendahannya atau ebih rendah. Jabatan itu cuma casing, cuma titipan sementara yang ada masanya, ada gilirannya. Sementara itu kalo di rumah, ya kita adalah satu: saling pegang, saling mencintai, menjaga, memberi, menghargai, dan melengkapi."
"Bener, bener, bener. Ibaratnya, aku mengurus kamu, dan kamu memanjakanku. Gitu kan??"
"Haah?? Hahaaha lucu banget istilahnya. Boleh laah!" timpal Angga menyetujuinya.
"Jadi gimana nih, Mas, langkah-langkah kita selanjutnya?" Dinda menagih janji Angga.
Mobil pun sampai di kosannya Dinda.
"Besok kita ngobrol-ngobrol dulu aja kali ya, Din."
"Okeey," jawab Dinda.
"Bye, Din!"
"Bye, Ngga!!"
1 Juli 2023, sore hari pukul 4 di kafe "Si Paling Ngopi"
"Akhirnya ya, Din, jadi juga," bilang Angga.
"Jadi apa, Bang?"
"Jadi ketemuan. Jyaaakh!"
"Ya elaah, garing kali kau, Bang. Lama-lama aku plastikin nih biar garingnya gak abis-abis, hahahahah!!" canda Dinda.
"Eh, Mas, aku kepo deh. Kan buat semua keahlian dan profesi di muka bumi ini biasanya ada sekolahnya ya. Tapi kok kalo buat jadi presiden itu gak ada semacam pelatihan, standardisasi, ataupun sertifikasinya ya, Mas?"
"Eh ya bener juga ya bener. Padahal itu salah satu job terpenting dan tergenting loh di dunia hehee."
"Atau emang gak perlu perlu banget ya standar, hehee. Kan cuman tinggal ngatur-ngatur dan mimpin-mimpin dari atas aja gitu," komentar Dinda.
"Ya meskipun kayak gitu, tetapi seharusnya juga ada lah ya mungkin semacam SOP-nya gitu yang bisa mengikat dia pada kewajiban ataupun janji-janjinya di awal-awal dulu itu."
"Hehee ya juga sih, Mas. Dan emang bener juga sih. Hampir semua profesi terkenal dan dibutuhkan di dunia ini memang ada sekolahnya, ya paling enggak ada pelatihan-pelatihannya terstandarkan, termasuk seni. Aku bingung deh, katanya seni itu adalah bidang yang sangat-sangat bebas, luas, gak terbatas, dan gak ada aturannya."
"Ah masa sih seni gak ada aturannya?? Ada lah tentu. Kita aja kali yang belom tau atau sebagai orang yang awam seni yang gak tau aturan-aturannya. Bahkan untuk hal yang terlihat acak aja tapi bagus itu, sebenernya ada banyak juga loh komposisinya itu yang diatur dan teratur sedemikian rupa kalo kita teliti-teliti lebih dalam lagi ya hehe."
"Yuhuuu! Aku sependapat banget sama kamu. Aku percaya salah satu yang ngebedain suatu karya itu bagus atau enggaknya itu karena ada suatu keteraturan yang dia buat dan dia jaga terus-menerus," tambah Dinda lagi.
"Yap yap yap!!" sepakat si pria ganteng itu dengan kekasih cantiknya tersebut.
2 Juli 2023, Coworking Space Senjakala, jam 2 siang
"Eh jadi mau dimulai gimana nih, Mas, sekarang?"