Sean berjalan ke lemarinya. Mengambil tas terbaru dan sepatu terbaru koleksi miliknya. Barang edisi terbatas ini baru saja ia beli dua bulan yang lalu, belum pernah ia pakai, kali ini bakal ia berikan untuk Dedew, sebagai sogokan tentunya.
Melihat merk tas dan sepatu yang di tawarkan. Hampir membuat Dedew menjerit menginginkannya. Tapi kesehatan dan umur panjang lebih penting daripada gaya hidup. Dedew menggelengkan kepala. Menolak.
"Plisss" bujuk Sean dengan wajah memohon, kali ini ia mengeluarkan koleksi lainnya, menambahkan sogokan.
Tertarik. Sangat tertarik. Hampir saja Dedew mengangguk setuju kali ini. Namun, sekali lagi menggeleng. Bagaimana jika ia terjangkit. Walaupun perawatan Corona, gratis. Tetap aja, resiko kematian di depan mata.
Dedew berkeras hati, dan tetap menolak keras, "Sorry, gue lebih ngikuti saran Pak Jokowi, #diamdirumah aja. Biar selemari loe kasih, gue ogah"
Sean menjulurkan lidah, mencibir dalam hatinya. Biasanya sangat mudah menyogok Dedew untuk urusan 3K, semenjak ada Korona. Dedew tampaknya lebih memilih anti sogokan. Menyebalkan.
"Kok Pak Kumis kejam banget sih, kasih judul kok ginian" protes Sean jatuh di kursinya, matanya menatap nanar layar laptopnya.
Dedew membuka mulutnya membentuk huruf O kemudian. Karena semua alternatif judul di berikan oleh setiap mahasiswa, dan Pak Kumis hanya memilih judul yang kebetulan sesuai dengan hatinya. Buru-buru Dedew mengoreksi, "bukannya loe sendiri kasih alternatif judul itu, yah jangan salahin Pak Kumis lah. Dia cuma setuju ama Judul yang lo ajukan sendiri"
"Iya, waktu itu kan problemnya di Wuhan China. Gue nulis polemik gituan, di mana gue nggak pernah ngarap warga +62 bangkal ada yang terjangkit " Sesal Sean membela diri. Kini idenya sendiri yang menjebak dirinya. Jebakan makan tuannya sendiri, namun nasi telah jadi bubur. Judul proposal sudah keluar, suka tidak suka, ia harus mengerjakanya. Tapi sialnya kali ini Dedew menolak menjadi peran pengganti. Sean bergerak pergi membujuk. Sekali lagi.
"Plissssss-plisss"
Seruk Sean untuk kesekian kalinya, melempar pandang memohon kembali. Lebih tepatnya terlihat wajah mengemis minta tolong. Namun Dedew hanya memasang wajah antipati. Tidak bisa merasa kasihan. Sekali ini, Egois adalah sikap terbaik melindungi diri sendiri.
"Kenapa loe nggak minta ma pacar loe. Mungkin dia mau lakuin segalanya buat loe." Sindir Dedew kemudian.
Sean cepat menggeleng. Ia memang memiliki pacar. Namanya Abimayu, panggilan aja Bima. Perkenalan merekapun berasal grup Mysophobia. Bima juga paling anti dengan namanya 4K. Hal termustahil. Sean hanya menunduk lesu dan berkomentar, "nggak mungkin. Bima sama kaya gue. Mysophobia.... "
Dedew tertawa pahit kemudian. Lucu. Penyakit sejenis jadi pasangan. Tapi bukan bearti dirinya bersedia menjadi tameng, "aduh deh, bisa jadi Bima mau berubah gitu buat loe?"
Sean menggeleng keras. Mustahil. Dedew geli, dan hanya memberi saran kemudian, "ya udah loe cari pengganti lain aja. Asal bukan gue. Cari yang rela mati buat loe. Kan banyak... "