The Queen of Egypt

Kanina Anindita
Chapter #41

Bab 40 - The God of Craftsman

Ini keputusan yang sulit. Hermes bukan titan yang santai seperti Dionysius atau Apollo. Hermes mungkin salah satu dewa Olympus yang dibebani banyak tanggung jawab dari Zeus. Terutama karena dia harus berinteraksi dengan manusia untuk menyampaikan pesan dari penghuni Olympus.

Kemungkinan Hermes harus menjadi Thoth selama 2000 tahun ke depan. Itu jelas bukan jenis pekerjaan yang mudah. Itu tidak seperti seorang petani gandum yang menyambi menjadi musisi atau penyair. Hermes harus mengurus para manusia Yunani, kini dia juga harus mengurus orang-orang Mesir. Ditambah lagi Hermes juga wajib menjaga makam para dewa Mesir yang terkubur di tempat yang hanya diketahui oleh Thoth.

Meskipun mengakses seluruh pengetahuan dan teknologi Atlantis terdengar menyenangkan. Hermes dengan berat hati menolaknya. Ketika itu Hermes merasa tengah mendengar Hades —- dewa kematian yang juga ilmuwan bangsa titan—-memaki mengeluhkan kebodohannya. Dia melepaskan kesempatan yang biasanya sulit ditolak oleh para ilmuwan. Para Titan sebelumnya tidak tahu kalau bumi pernah dipimpin oleh ras manusia berperadaban maju. Untungnya Hermes hanya punya keingintahuan yang tinggi. Dia tidak merasa wajib untuk mengupas rahasia alam semesta atau semacamnya.

Dewa berambut pirang dengan paras kaukasia itu berada di kuil Thoth yang berada di Sahara. Kuil itu juga menyimpan banyak buku walaupun tidak sebanding dengan lautan literatur yang Hermes lihat di balik patung Sphinx. Hermes tidak tahu apakah umur abadinya akan cukup untuk membaca tumpukan buku itu? Mungkin dia butuh beberapa puluh tahun untuk menyelesaikannya. Tantangan paling besar adalah untuk menyingkirkan rasa malasnya. Kalau dia terus santai seperti ini, mungkin dia baru bisa menamatkan semua literatur itu setelah beberapa ratus tahun.

Hermes sedikit menyesali pertemuannya dengan Thoth. Baru beberapa bulan Hermes menjadi muridnya dan dewa Mesir itu tiba-tiba meminta hermes melakukan kontrak ribuan tahun dengannya. Orang waras manapun akan enggan. Sayangnya Thoth sebijak dan secerdas umurnya. Dia membuat penawaran yang tidak terelakkan bagi Zeus. Teknologi dan pengetahuan bangsa Atlantis sebagian akan dibagi pada bangsa Titan.

Hermes bersumpah melihat Hades tertawa ambisius ketika dia mengetahuinya. Rasanya seakan dia menjadi dewa kematian sungguhan yang ingin melahap jiwa seseorang yang malang. Bangsa Titan kini mungkin punya bantuan untuk mencari tahu jalan pulang kembali ke planet mereka.

Hermes senang melihat Hades dan bangsa Titan lain tampak puas dengan penawaran itu. Tapi tidak untuk Hermes. Para titan mungkin melihat dirinya sebagai dewa yang suka bepergian dan akan menikmati tugas tambahannya. Tapi mereka lupa kalau menjadi Thoth artinya dia harus menelan semua isi kepala sang guru. Mempelajari otak manusia berumur lebih dari sepuluh ribu tahun tentunya tidak terasa menyenangkan.

Apollo setuju untuk sesekali menggantikan Hermes berinteraksi dengan para manusia Yunani. Lagipula sebagai Hermes dia memang tidak selalu bekerja. Berbeda dengan dewa Mesir yang dekat dengan manusia—-dewa Yunani lebih suka tidak dekat-dekat dengan manusia. Walau Zeus dan Titan pria lainnya sesekali juga turun gunung untuk merayu perempuan.

Intinya semua orang sepakat akan transaksi antara bangsa Titan dan Atlantean ini—-kecuali Hermes.

Hermes memasang wajah malas ketika Thoth menghampirinya untuk memulai prosedur transfer pengetahuan mereka berdua.

"Jadi kita mau mulai dari mana? Apakah aku harus membaca semua itu?" Hermes menunjuk pada setumpuk buku yang Hermes tebak berusia ribuan tahun namun berkondisi baik.

"Itu? Kau suka baca buku roman?" Thoth tampak heran.

"Hah? Buku roman?"

"Ya, buku roman, anakku Seshat yang menulisnya. Dia cukup populer di kalangan Atlantean,"

"Apa gunanya membaca buku itu kalau aku akan menjadi dirimu?" Hermes merasa heran. Apa mungkin Thoth adalah pribadi romantis dan sedikit Flamboyan seperti Apollo?

"Apa? Tidak! Kenapa kau harus membaca itu? Aku hanya rindu dengan keluargaku yang masih tertidur. Tidak mudah menjalani hidup seperti ini. Sesekali aku hanya mengenang mereka. Aku membacanya tadi pagi," Thoth menjelaskan.

"Oh, lalu ilmu apa yang kini akan kau bagikan padaku? Dimana bukunya?"

"Hermes, kau tidak memerlukan buku,"

"Lalu? Kau akan menceritakannya?"

"Tidak, itu terlalu melelahkan. Aku tidak bisa merangkum seluruh kehidupanku dan membaginya padamu kurang dari dua tahun!" Thoth membantah.

"Aku akan membagi memoriku dengan metode yang sedikit nyeri namun aman,"

"Apa maksudnya?" Hermes curiga.

Lihat selengkapnya