Beberapa hari kemudian, di Istana Thebes, Mesir.
Ahmose masih belum sepenuhnya bisa mengendalikan emosinya. Meskipun kejadiannya sudah lebih dari dua Minggu yang lalu. Selama itu dia sulit tidur, enggan makan dan hanya fokus mengecek laporan para panglimanya yang dia perintahkan menyebar pasukan ke seluruh penjuru Mesir untuk mencari Amen-ra.
Hatinya sakit dan penuh amarah tatkala mendengar kesaksian dari para pendeta kuil Karnak. Katanya mena mengabari tentang perpisahan mereka berdua serta mengumumkan kalau dia sudah menikahi Thoth si dewa kebijaksanaan.
Omong kosong macam apa itu? Tidak ada manusia Mesir yang menikah dengan dewa. Ahmose tidak bisa menerimanya dan sulit percaya. Dia tidak menginginkan perempuan lain. Dia membutuhkan Amen-ra untuk melahirkan anaknya.
Hanya dengan itu maka tahtanya akan sempurna. Dia harus menikahi anggota kerajaan dari dinasti Akhenatum. Saat ini hanya ratu tefnut, bangsawan berpangkat tinggi yang masih hidup dari dinasti mereka. Tentunya ahmose enggan mengawini wanita yang usianya sama dengan ibunya.
Mengetahui dalamnya rasa kehilangan sang firaun—para penasihat dan bangsawan pun menawarkan putri-putri mereka sebagai selir. Tapi ahmose tidak menyentuh mereka satupun. Padahal dia sudah mencoba membuka pikirannya agar tidak terlalu mengharapkan Mena kembali.
Ahmose merasa bersalah, tangannya gemetar ketika tempo hari mencoba menyentuh gadis lain yang berbaring pasrah di hadapannya. Gadis itu bersedia dikorbankan menjadi tumbal politik ayahnya dan menggoda ahmose dengan bantuan minuman keras.
Firaun itu tidak bisa menyentuh gadis lain selain Mena. Dia sendiri tidak paham mengapa dia membiarkan dirinya tenggelam terlalu jauh pada perasaannya. Seharusnya ahmose mendengar peringatan dari Anat. Jangan terlalu menyukai Mena katanya. Tapi walaupun dia jenderal yang berkuasa, dia juga pria biasa.
Dia cukup yakin kalau mena juga merasakan hal yang sama dengannya. Walaupun yang dilakukan ahmose sangat salah seharusnya dia bisa menjaga mena tetap di sisinya dan berjuang kembali mendapatkan hatinya.
Ahmose tidak peduli walaupun dewa akan mengutuknya. Dia sudah bersumpah untuk menyakiti dewa Thoth seburuk-buruknya. Dia menculik kekasihnya dan menikahinya dengan memanfaatkan kuasanya sebagai dewa.
Firaun itu telah menghancurkan banyak kuil Thoth di Mesir. Memastikan kalau pendeta Thoth beralih menyembah Seth atau dewa lain. Dia ingin membuat pesan tegas pada sang dewa bahwa walau dia manusia, dia tidak akan membiarkan Thoth disembah oleh orang Mesir.
"Ahmose, kau kelihatan buruk," Dewi Anat, istri dari Seth hadir di hadapannya setelah berminggu-minggu menghilang.
"Anat!" Ahmose berseru dan segera mencengkram bahunya.
"Tenanglah, apa yang terjadi? Aku sibuk membantu Seth, apakah istana Mesir baik-baik saja?" Anat menepis tangan Ahmose kesal.
"Istriku diculik. Dia dibawa oleh Thoth," Ahmose berkata geram.
"Oh, begitukah? Lalu aku harus apa? Ahmose kau seorang Firaun, apakah kau tidak bisa mengatasi masalahmu sendiri?" Anat terlihat muak.