The Queen of Egypt

Kanina Anindita
Chapter #59

Bab 58 - Secret Temple of Ra

Apep, adalah monster yang paling ditakuti oleh orang Mesir. Banyak legenda menyebutkan tentang dirinya. Ada yang bilang kalau dia terlahir dari tali pusat dewa Ra. Ada yang bilang kalau dia sebelumnya adalah dewa tertinggi yang dikalahkan oleh Ra.

Apapun kebenarannya, kehadiran Apep tidak pernah digambarkan baik. Mitologi bercerita tentang dewa Ra yang bergelut setiap malam dengan Apep dan selalu mengalahkannya. Berkat kemenangannya, maka orang Mesir bisa melihat matahari terbit. Ritual itu berlangsung abadi. Karena itulah Ra menyebut Apep sebagai musuh bebuyutan.

Mena ingat kalau Ra dilindungi dewa lain dalam menghadapi Apep. Seth adalah dewa yang paling sering diceritakan melindungi ayahnya dan pernah menombak Apep. Tapi kenapa kini Seth bersekutu dengannya? Mena menduga aliansi antar dewa tidak selalu abadi. Seperti manusia, Seth dan Apep mungkin punya tujuan yang sama sekarang.

"Aku seorang pendeta Karnak! Aku tahu mantra dan ritual yang bisa mengusir Apep!" Mena bicara sedikit keras dari atas punggung Pelops.

"Mantra? Itu tidak akan berguna melawan Apep yang ini," Ra tidak setuju.

"Kami para pendeta rutin melakukan ritual untuk membantumu melawan Apep, dewa Ra! Mungkin kita bisa mengumpulkan para pendeta untuk—"

"Kamu tidak mengerti Amen-Ra, untuk kali ini, Apep tidak bisa dikalahkan oleh doa para pendeta," Ra menegaskan.

Mena percaya kalau kemenangan Ra setiap malam dibantu oleh doa para pendeta Mesir serta para pemujanya. Dia aktif dalam ritual tahunan yang disebut "Mengusir Kehancuran" dimana patung serupa Apep dibakar, diludahi dan dimutilasi sebagai simbol untuk melindungi Mesir dari kejahatan Apep di tahun berikutnya.

Apep mengancam para orang Mesir tidak hanya ketika mereka hidup, namun juga ketika mereka mati dan berkelana di dunia bawah. Mengusir Apep menjadi fokus penting. Para pendeta Mesir bahkan membuat buku panduan khusus berjudul "Buku pengusiran Apep" untuk menghadapinya. Si ular raksasa dipercaya memakan jiwa para orang Mesir di akhirat dan geraman yang keluar dari rahangnya akan membuat siapapun ketakutan.

Mena merasa kecewa karena dewa Ra yang disembahnya bilang kalau semua usaha para pendeta Mesir itu sia-sia.

Ra tahu kalau Mena belum terlalu paham tentang jati diri asli para dewa. Mena pernah mendengar soal Atlantis atau ketika Horus menyebut dirinya Atlantean. Tapi dia masih mengimani mereka sebagai dewa sungguhan. Itu lebih mudah baginya. Hermes juga merasa sebagai Firaun dia tidak perlu tahu seluruh kebenarannya.

"Dengar, Amen-Ra. Apep akan segera mengejar kita. Aku tahu kemampuannya. Selain itu Seth, jauh lebih berbahaya darinya. Kau tidak dia butuhkan. Malah membunuhmu akan menguatkan tahta Ahmose sebagai bonekanya. Hermes mungkin sudah kehilangan jejak dan akan cukup lama sampai dia bisa menemukan dan melindungimu. Kau tidak punya pilihan selain mengikuti arahanku," Ra berkata.

"Aku tahu! Aku akan mengabaikan Apep, dan berjuang untuk hidup. Itu maksudmu kan?" Mena menanggapi.

"Kau tidak akan terlalu berguna kalau hanya sekedar hidup, aku akan membuatmu lebih kuat,"

"Bagaimana? Kenapa aku harus melakukannya?"

"Karena kau tidak selalu dilindungi oleh Hermes atau para pengawalmu di Thebes. Musuhmu bukan lagi manusia. Beberapa dewa akan mengincar nyawamu atau memanfaatkanmu. Sementara Hermes tidak selalu bisa melindungimu dan enggan mempersenjataimu."

"Aku mengerti, jadi dimana kuil dewa Ra yang ingin kita singgahi? Aku tidak melihat apapun selain padang pasir di sini!"

Mengendalikan Pelops terbukti tidak sesulit menjinakkan antelop. Dia sudah terbiasa ditunggangi dan mudah diperintah. Walaupun Mena sedikit kesulitan karena dia tidak terlalu paham bahasa Yunani tapi Pelops terbang dengan baik.

"Lihat susunan batu cadas raksasa yang ada di sana? Itu tujuan kita!" Dewa Ra memberitahu.

Mena melihat kumpulan batu besar seperti bahan baku pembuatan monumen atau Piramida Mesir. Bertumpuk dan saling bersilang. Tapi sepertinya tempat itu jarang disinggahi manusia. Ada aura seram menguar darinya. Mungkin karena itu manusia enggan mampir untuk menambang batunya. Bukan hanya hantu atau roh jahat. Biasanya batu bertumpuk di Padang pasir adalah sarang ular Derik atau kalajengking berbisa.

Mena mendarat dengan mulus, dia menggenggam batu kristal yang dihuni oleh Ra di tangan kanannya dan berjalan ragu ke tumpukan batu besar itu. Sama sekali tidak terlihat ada kuil di sana.

"Lalu aku harus apa?"

Lihat selengkapnya