The Queen of Egypt

Kanina Anindita
Chapter #60

Bab 59 - Seth and Horus

Kalau dia adalah dewa sungguhan, rasanya Hermes ingin mengutuk dirinya sendiri. Dia menyelinap pergi, berpikir itu tidak akan lama. Ada tugas kedewaan yang harus dia jalani. Dia mengira penginapan Esara cukup aman bagi Mena. Seth seharusnya tidak ada kepentingan untuk mengincar Amen-ra.

Hermes mengetahui kalau Pelops juga menghilang. Kuda sembrani adalah hewan yang tidak mudah tunduk. Hanya mena yang dia kenal di sekitar penginapan Esara. Hermes menduga kalau istrinya telah pergi jauh dengan menunggangnya.

Dewa pembawa pesan itu melihat lempeng kristal di tangannya. Tentu dia memasang pelacak pada badan Amen-ra. Dia tahu kalau istrinya masih hidup dan sehat. Tapi dia tetap harus bergegas. Tanah di sekitarnya masih bau terbakar. Ada sedikit aroma minyak bumi yang terpanggang serta besi yang dipanaskan di tungku.

Hermes mendengar kalau para warga membahas soal Apep dengan nada ketakutan. Apakah Seth atau sekutunya hadir dengan membawa monster ular raksasa itu?

Sang dewa melakukan sesuatu pada kristalnya. Kemudian kendaraan angkasa serupa Piramida muncul di hadapannya. Dia terlalu cemas untuk berpikir menyembunyikan benda-benda menakjubkan itu dari manusia. Dia membiarkan para manusia di sekitarnya melihat dirinya dan kendaraanya dengan rasa takjub.

Hermes sekali lagi menyamar menjadi Thoth dengan mengenakan tudung serupa kepala burung Ibis setengah wajahnya. Warga Mesir sudah melihat Anubis dan beberapa dewa lain. Kini mereka juga sudah bertemu Apep. Menunjukkan diri sebagai Thoth tidak akan mengubah banyak hal.

Walaupun dewa Mesir jarang mau berinteraksi dengan manusia. Mereka tidak menyembunyikan diri mereka.

Baba si kera baboon berlari cepat ke arahnya dan naik ke pundaknya sambil membawa beberapa barang milik Amen-ra yang tertinggal di penginapan.

"Cepatlah! Kita tidak tahu kapan Apep akan muncul kembali," kata Hermes pada keranya sebelum pintu kendaraan angkasanya menutup dan membawa mereka pergi dengan kecepatan suara.

***

Mena menyadari kalau seluruh lukanya kini mulai membaik, rasa hangat menyelimuti tubuhnya. Sensasi perih di tangan dan lengannya memudar kemudian tidak lama berganti dengan kesejukan. Kristal penyembuh Isis yang dia kenakan di lehernya pasti yang melakukannya.

Sementara itu, Amen-ra masih melihat Ahmose dengan tatapan dingin. Dia sendirian. Dewa Ra di sela pakaiannya tidak punya tubuh sehingga tidak bisa membantunya. Pelops hanya kuda tunggangan yang tidak bisa menyerang. Walau Ra bilang dia kini pemegang senjata dengan kekuatan matahari—Ra belum mengajarinya cara menggunakannya.

"Aku tidak akan kembali sebagai Ratumu, Ahmose. Apa kamu pikir aku tidak waras? Setelah semua yang kau lakukan kepadaku, aku tidak akan mengizinkanmu menyentuh walau hanya sehelai rambutku," Sahut Mena menegaskan.

"Aku tidak peduli, Mena. Ini bukan permintaan. Aku akan membawamu ke Thebes suka atau tidak," Ahmose tersenyum. Apapun yang mena katakan sudah tidak terlalu menyakitinya. Dia hanya ingin menguasainya.

"Seharusnya kau menunggu saja di singgasana nyamanmu, Firaun. Sebelum aku datang dan merebutnya lagi darimu." Mena tersenyum sinis.

Dia perlu mengulur waktu. Hermes mungkin sedang mencarinya saat ini. Mena belum siap menghadapi Ahmose. Dia belum membuat rencana. Namun dia tidak akan membiarkan Ahmose melihat rasa gentar di matanya.

"Kuil yang megah, lokasinya terlalu terpencil. Kenapa aku tidak pernah melihatnya?" Ahmose mengalihkan pembicaraan dan membahas hal lain.

"Bagaimana kau bisa menemukanku, Ahmose?"

"Bukan hanya kau yang didukung oleh dewa, Mena." Ahmose tersenyum padanya.

Ketika Apep melihat mena, dia dan Seth segera mengabarinya pada Anat yang saat itu sedang bersama Ahmose. Mereka tengah berkelana dengan kendaraan angkasa mereka ketika menerima kabar dan memutuskan untuk tiba di lokasi Amen-ra lebih dulu daripada Apep. Seth berfokus menemukan Hermes, bukan Amen-ra.

Lihat selengkapnya