Anhur, adalah dewa perang yang sesungguhnya. Berbeda dengan Horus yang juga memiliki banyak gelar selain dewa perang—Anhur hanya dikenal sebagai dewa perang. Dia punya banyak pengikut setia, beberapa Firaun juga dikisahkan ada yang menjadi pendeta tinggi untuk menyembahnya.
Dia adalah laki-laki dengan badan besar dan kekar, kepalanya ditutupi dengan topeng yang dibuat dari kepala singa Afrika sungguhan dan bersurai putih.
Anhur, juga adalah putra dari dewa Ra dan bersaudara dengan Seth serta Osiris. Bisa dikatakan, tidak ada dewa Mesir lain yang setara dengannya untuk hal bela diri dan keahlian bermain tombak. Dia adalah sekutu Seth yang berharga. Dia tidak mengenal konsep baik dan jahat dalam perseteruan pada dewa. Semua kubu punya hak dan alasannya sendiri. Namun selama ribuan tahun, pihak Horus selalu menang dan mayoritas dewa berpihak padanya.
Dalam setiap perseteruan, hampir pasti Horus menjadi pemenangnya. Namun tidak pernah ada keputusan akhir soal kepemimpinannya. Bahkan dewa Ra sendiri beberapa kali tidak setuju jika Horus memimpin Mesir. Dewa langit itu tidak bisa disebut jahat atau baik. Horus menantang pamannya atas alasan pembalasan dendam dan mempertahankan tahtanya atas dasar kekuasaan.
Para dewa akhirnya beralih pada Dewi keadilan Neith. Yang memutuskan kalau Seth akan memimpin Padang pasir sementara Horus memimpin area sungai Nil yang subur. Sebagai kompensasi, Seth juga menerima dua istri baru yaitu Anat dari Syria dan Astarte.
Namun seperti bisa ditebak, Seth tidak pernah puas dengan keputusan itu dan terus menantang Horus bahkan sampai para dewa dipaksa harus tertidur selama ribuan tahun.
Anhur menginginkan keseimbangan, dia merasa pertarungan itu berat sebelah dan memihak Seth demi mewujudkan keadilan yang menurutnya ideal. Memiliki Anhur di sisinya, seth bisa cukup menyulitkan bagi Horus.
"Sampai kapan kau mau terus menentang ayahmu hah?" Seth berteriak kepada Anubis, dewa dunia bawah itu.
"Aku sudah memilih mendukung Horus, Seth! Itu tidak ada hubungannya dengan ikatan darah!" Anubis membalas setelah melontarkan beberapa serangan berbahaya pada Apep yang ditungganginya. Senjatanya memancarkan sinar merah yang sanggup melelehkan batu. Dia membuat banyak patung dewa meleleh seakan terbuat dari lilin.
Seth adalah ayah Anubis dari pernikahannya dengan Nepthys, sementara Horus adalah sepupunya. Sejak pengkhianatan Nepthys, Seth menjadi tidak terlalu dekat dengan putranya. Anubis lebih sering bergaul dengan Horus dan Osiris sehingga terasa wajar kalau dia membelot melawan ayahnya.
Kedua belah pihak sama-sama pernah mengalami luka yang berat dan dekat dengan kematian. Namun tidak ada yang benar-benar mati terbunuh kecuali Osiris yang dalam legenda juga akhirnya dihidupkan kembali oleh Dewi Isis.
Kedua kubu sudah melalui banyak cara, mulai dari perang sampai gencatan senjata berujung pengadilan. Tidak ada yang benar-benar bertahan lama. Tidak ada yang puas akan hasilnya. Para dewa sudah berpikir kalau Horus dan Seth adalah kutukan bagi mereka. Kejayaan peradaban lama mereka Atlantis semakin jauh dari kenyataan karena sampai saat ini tidak ada perdamaian.
"Horus!" Hathor berteriak. Dia melompat meraih tubuh dewa langit itu yang tersungkur karena serangan senjata Anhur. Dewa perang itu memutar tombaknya dan menghunusnya ke arah mereka berdua.
Hathor, adalah pasangan dari Horus. Dia adalah Dewi kecantikan yang dalam legenda diselamatkan oleh Horus dari alam akhirat. Horus harus membunuh 47 iblis demi membawanya pulang.
Horus kini terengah sambil menyeka hidung dan ujung bibirnya yang mengeluarkan darah. Para dewa selalu bilang kalau mereka memiliki darah emas di nadi mereka. Kenyataannya mereka berdarah seperti manusia Mesir lainnya.
Seth yang lebih dulu bangkit dari Sarkofagusnya jelas lebih unggul ketimbang Horus dan sekutunya. Selain belum punya persiapan cukup, para sekutu Horus baru saja bebas dari penjara Seth di padang pasir.
Seth tentu berusaha melemahkan mereka. Walau dia ingin, dia tidak bisa meluncuti senjata mereka. Para dewa memegang senjata yang tidak pernah jauh dari mereka. Ketika orang lain berusaha menyentuh tombak atau pedang mereka—tubuh mereka akan terbakar. Tidak terkecuali Seth.
Serangan mendadaknya di markas Thoth berhasil melemahkan kekuatan para dewa yang menjadi pendukung Horus. Dia memenjarakannya di padang pasir dan melemahkan mereka. Walau semangat mereka turun, senjata mereka masih aktif. Ketika Horus datang membebaskan mereka—mereka harus langsung menghadapi Seth. Mereka belum cukup kuat.
Saat ini, Horus dan sekutunya kewalahan. Mereka tahu kalau harus mundur. Hanya saja tiga monster ular Apep dan pasukan Seth yang perkasa tidak akan membiarkan mereka pergi.