"Seandainya esok aku akan mati ... ."
Bisakah aku memasuki surga yang diidamkan oleh semua orang? Aku hanyalah anak kecil beberapa tahun kebelakang yang tak pernah akan membayangkan pahit dan kejamnya dunia.
Bahkan kini, diusiaku yang semakin bertambah setiap tahunnya. Aku masih tak menginginkan merasakan pahitnya dunia ini. Cinta masihlah sebuah ucapan omong kosong yang pernah aku dengar. Cinta hanyalah ungkapan manis di mulut yang tak pernah ada yang tau arti dibaliknya. Banyak para puitisi dan penyanyi yang mengumandangkan kata itu di setiap karyanya.
"Aku akui itu indah, namun ... tak satupun dapat membekas di hatiku hingga kini."
Padahal sudah berpuluh-puluh lagu cinta yang kudengar, namun tak sedikitpun feeling itu datang. Aku tak tau mengapa diriku menjadi seperti ini? Jika memang aku bukanlah seorang manusia yang normal? Maka seperti apakah bentuk manusia normal itu? Tak pernah aku bayangkan bahwa hidup akan sangat ... sangat merepotkan dan sangat menyakitkan seperti ini. Padahal yang aku tahu, hanya menggenggam tangan mereka, tertawa dan menangis bersama mereka begitu membahagiakan hidupku saat itu. Menjadi seorang anak kecil yang tak tahu apapun adalah salah satu kebahagiaaanku dulu. Hingga akhirnya, aku pun harus berkenalan dengan pahitnya cobaan hidup saat aku besar sekarang ini. Panggil saja aku alya, keluargaku adalah keluarga yang normal
pada awalnya, hingga saat itu tiba dan merubahku menjadi robot seperti sekarang ini. Namun seiring berjalannya waktu tampaknya Tuhan mengirimkan beberapa Peri padaku. Persis seperti di setiap cerita novel klasik yang pernah aku baca. Sedikit demi sedikit tubuh robot ini mulai berubah ke bentuk manusia tanpa aku sadari. Meski demikian tanpaknya tak akan mudah bagiku, kejamnya hidup bisa merubah kembali diriku menjadi manusia robot. Aku berjuang setiap harinya menghadapi kesepian dalam diriku melawan ketakutan akan dunia untuk menjadi manusia sejati.
...
Hari ini aku memulai kuliahku untuk yang pertama kalinya. Aku kuliah di universitas swasta dekat dengan kediamanku.
"Haah ... rasanya waktu berlalu dengan cepatnya. Tidak terasa aku sudah menduduki bangku kuliah. Terlebih lagi aku harus berangkat kuliah sepagi ini. Aku harap ... Suasana kelas nanti akan bisa sedikit mengisi waktuku. Ungkapku dalam hati sembari melangkahkan kakiku keluar dari pintu rumah."
Tak seperti adikku, aku merupakan seorang wanita yang sedikit pemalu ... ya begitulah menurutku, mungkin sih. Sebenarnya, bukan pemalu. Tapi... Aku hanya tak ingin terlibat dengan sesuatu yang merepotkan saja. Oleh karena itu, aku ... Jarang sekali bicara pada orang yang baru aku kenali. Terlebih lagi, seseorang yang tidak membuatku nyaman.
Hari ini aku duduk di bangku paling depan di kelas. Aku memiliki kebiasaan duduk di depan sejak aku berada di bangku sekolah dasar. Ntah mengapa, itu benar-benar menjadi kebiasaan. Sampai saat ini pun, aku masih melakukannya disini. Suasana disini sangat berisik sekali, tak kusangka bangku kuliah bakalan sesantai ini. Aku kira akan sedikit tenang seperti ruang persidangan dimana hanya ada suara beberapa orang saja.
"Tapi ini ... "
"Hey ... kenalkan aku bella."
"Ohh ... hai, aku sintia ... ."
"Btw, kenapa dosennya belum datang ya?"
"Ntahlah, mungkin sedang dalam perjalanan kemari."
"Hey brother, nanti balik kampus ayo kita ke taman bentar yuk ... ."
"Taman? Kenapa emang?"