Pulang kuliah telah berlalu beberapa saat yang lalu.
Sudah lewat lima menit aku berpamitan dengan Ana dan Zara di depan kelas tadi. Awalnya mereka mengajakku untuk hangout nonton film di bioskop karna ada film terbaru katanya. Namun aku menolak dengan beberapa alasan, akhirnya aku tak ikut dengan mereka menonton dan pulang begitu saja.
Dibalik jendela angkutan umum aku melihat jalanan rute biasa aku lewati. Tiba-tiba sempat terfikir olehku, "ahh ternyata jarak kampus dan rumah tidak terlalu jauh." Aku menolehkan badanku ke tempat duduk semula dan memutar balikkan buku yang sedang aku pegang.
Tahun ini aku memasuki sesuatu yang baru dalam hidupku. Aku sekarang adalah seorang mahasiswi di sebuah kampus swasta yang tak jauh dari tempat aku tinggal. Kira-kira sekitar satu jam perjalanan normal untuk sampai kesana. Ada beberapa yang membuat aku terlihat berbeda dan sama di tahun ini. Perbedaannya adalah tahun ini aku tidak satu almamater dengan adikku.
Dan kesamaannya dari tahun kemarin-kemarinnya adalah aku masih sendiri alias "Singgle!" atau orang biasa bilang "Jomblo!" masa bodoh apa julukannya. Intinya aku masih belum punya kekasih seperti itulah. Meski demikian, aku tidak merasa risih dengan kesendirianku saat ini. Selama aku masih bisa melihat mereka orang yang aku sayangi didekatku. Memang terkesan lebay sih tapi itu sungguh dan itulah yang aku rasakan saat ini.
Tanpa terasa pagi sudah datang lagi. Ibuku sudah bangun sedari subuh untuk menyiapkan sarapan pagi untukku. Puji Tuhan, dia adalah ibu terhebat yang aku miliki yang selalu siap siaga selalu menjaga kami para putrinya.
Setelah sarapan aku berpamitan pada ibu. Aku berangkat menelusuri jalan menuju jalan raya dimana angkutan umum yang biasa aku tumpangi melintas. Saat ini masih pukul 06.00 pagi terlihat di jam handphoneku. Terlintas di benakku sekilas jalanan rute ke kampus kemarin saat aku pulang.
Tanpa sadar kakiku melangkah berjalan menelusuri troar pinggir jalan menuju alun-alun pusat kota. Terlihat beberapa orang melihat kearahku dari balik jendela angkutan umum. Aku yang sedang berjalan menggendong tas dipunggungku. Namun tidak aku hiraukan dan aku terus berjalan.
Angin sepoi-sepoi berhembus menerpa wajah dan tubuhku yang membuat aku sedikit merasa dingin. Syukurlah aku selalu memakai pakaian luaran hingga tubuh bagian atasku masih terasa hangat. Aku terus berjalan hingga sampai pada akhirnya aku tiba di alun-alun dimana angkutan umum menuju kampus sedang ngetem disana. Aku lihat kembali jam yang ada di handphoneku. Masih menunjukan pukul 06.45 yang berarti ada waktu satu jam lagi untuk jam kuliah pagi dimulai pukul 08.00 dimana waktu yang tersisa cukup banyak dibandingkan aku harus menunggu di angkot yang ngetemnya bisa lebih dari 20 menit.
Aku menyebrangi jalan dan kulewati angkutan yang sedang mengetem disana. Aku pun meneruskan langkah kakiku berjalan menyusuri jalanan kota menuju perempataan lampu merah di pusat kota. Saat itu, satu hal yang terbesit dalam benakku. "Dari pada menunggu lama di kampus karna kepagian". Aku pun meneruskan keisengan berjalan sampai kampusku.
Yah, semua ini berawal dari tiga hari yang lalu. Saat Ana dan zara menunjukanku rute menuju kampus yang terdekat dengan mall yang tak jauh dari alun-alun kota. Terlebih lagi aku baru tahu bahwa jalan kaki lebih cepat dibandingkan naik angkutan umum yang rutenya muter-muter.
Maka mulai saat itulah aku punya pikiran, "enak kali yah jalan-jalan kesini lagi!” Apalagi aku bisa pulang sambil jalan-jalan lihat pemandangan kota yang jarang aku lewati. Maklum, rumahku berada di perbatasan kota dan desa. Sekolah SMA juga di kabupaten, jadinya beginilah hasilnya. Aku sedikit norak dengan kebisingan kota dan aktivitas sekitarnya.