The Red String

Dyna Rukmi Harjanti Soeharto
Chapter #14

Bab 14

Sebelum Dipta datang mencari Faruq, Adzkia sudah mengatakan kepada adiknya bahwa ada orang yang akan sering menemuinya.   

“Siapa?” tanya laki-laki yang 2 tahun lebih muda dari Adzkia itu.

“Kamu kenal kok. Anak kesayangan ibu kita.”

“Mas Dipta? Di Surabaya juga dia?” Adzkia mengangguk sambil menikmati keripik singkong kesukaannya.

“Mau ngapain dia? Mau ngelamar?” Adzkia tersedak mendengar pertanyaan adiknya. Faruq tertawa melihat wajah sang kakak memerah karena batuk sekaligus malu.

“Ish, bocah, malah ketawa. Kalau aku mati tersedak gimana?”

“Pasti akan viral di medsos, seorang gadis mati tersedak karena bahagia mau dilamar.” Adzkia melemparkan boneka Doraemon miliknya ke arah Faruq.

Sabtu malam Dipta datang ke rumah kontrakan Adzkia. Laki-laki itu memakai kemeja dan celana bahan berwarna hitam, warna kesukaannya. Dulu setiap hari dia memakai kaos hitam untuk pergi ke rumah Rianti. Sampai-sampai ibunda Adzkia itu pernah mengoloknya tidak pernah ganti baju.

“Apa kabar, Faruq? Makin tinggi kamu sekarang.” Kedua laki-laki muda itu berpelukan. Terakhir ketemu, sepuluh tahun yang lalu, Faruq masih baru naik kelas 8 di sebuah sekolah asrama di Bogor. Tubuhnya masih mungil, sedangkan sekarang tinggi mereka hampir sama.

Lihat selengkapnya