The Rose Tower

Aria
Chapter #4

Chapter 3 Di Cintai Oleh Para Roh Alam

Flashback on

Flashback on


Sekitar 1422 tahun lalu, pada tahun 1606 ditemukan sebuah bagian lain dari sebuah benua, oleh Willem Janszoon seorang navigator Belanda. Dia mengira dia telah menemukan bagian lain dari Papua Nugini. Ternyata dia sebenarnya telah menemukan sebuah benua yang baru.


Pada tahun 1770 James Cook dari England atau Inggris. Menemukan sebuah benua dan dia mengklaim untuk Britania Raya dan benua itu diberi nama new south wales.


Pada tanggal 25 Desember 1787, di negara England atau Inggris. Terdapat sebuah keluarga bangsawan yang di bantai habis. Karena, mereka dituduh melakukan pemberontakan terhadap Keluarga Kerajaan. Nama keluarga itu tak lain adalah Reillva's

Mereka memiliki sebuah julukan yaitu The Rose Blue. Namun, tanpa sepengetahuan tentara Kerajaan Inggris. Ada salah satu pemuda yang berusia 19 tahun, dari keluarga itu. Pemuda itu dia berhasil melarikan diri.


Pada tanggal 26 Januari 1788, pemuda itu menaiki salah satu kapal, dari 11 kapal yang entah menuju kemana. Pemuda itu dia menyamar menjadi tukang bersih bersih, dia merubah penampilannya terutama matanya.

Karena dulu masih belum ada lensa. jadi dia menutup matanya menggunakan kain berwarna putih. pemuda itu pun melanjutkan perannya sebagai orang yang buta.


Selama perjalanan pemuda itu mengetahui sebuah fakta, dari percakapan tentara Inggris. Tempat yang mereka tuju adalah sebuah pulau pembuangan untuk para narapidana.


Pada bulan September, kapal itu mendarat di sebuah pulau yang asing, dan penduduk yang sangat asing. Penduduk itu berkulit hitam dengan rambut yang keriting, tentara Inggris menyebut mereka suku Aborigin.

Saat malam hari, sebelum menepi di daratan. Pemuda itu mengendap-endap secara diam-diam untuk kabur dari kapal itu. Dan pemuda itu berhasil tanpa ketahuan tentara Inggris. Pemuda itu menginjakkan kakinya di Pulau itu, di pesisir pantai muda itu merasa senang karena Setelah sekian lama dia dapat membuka penutup matanya.


Pemuda itu membuka matanya secara perlahan-lahan, hingga menampilkan bola mata kristal safir nya. Pemuda itu mengangkat kepalanya dan melihat rembulan yang sangat terang dilangit malam dengan perasaan terharu dan senang.

Tiga hari kemudian, di bawah teriknya matahari. Pemuda itu berjalan di terik nya matahari. Hingga membakar kulit pemuda itu. Langkah kakinya terasa berat, menjejakkan diri pada tanah yang gersang. Hawa panas menyengat, membuat keringat membanjiri tubuhnya. Nafasnya tersengal, tubuh lemas meronta meminta istirahat.


Jauh di kejauhan, sebuah bayangan samar menari-nari di balik teriknya mentari. Adakah itu fatamorgana, atau nyata? Semakin dekat, bayangan itu semakin jelas. Sebuah gubuk reot, mungkin? Harapan berkobar di dalam dada. Dengan sisa tenaga yang ada, pemuda itu berusaha mendekat.


Namun, sebelum sempat meraih gubuk itu, dunia seketika berputar. Pandangannya kabur, tubuhnya terasa melayang. Dan kemudian, gelap.

Pemuda itu dia membuka matanya secara perlahan-lahan, hingga menampakkan mata permatanya yang cantik. Dan dia terbangun dengan perasaan yang bercampur aduk. Antara terkejut, panik, dan bingung. Karena, dia berada di tempat yang sangat asing. 


Pemuda itu mendengar kan sebuah melodi indah. pemuda itu berjalan dan mengikuti melodi itu hingga dia keluar diri tendanya.

Sehelai dedaunan kering bergesekan lembut di bawah tapak kakinya, mengiringi langkah pemuda itu menyusuri hutan. Suasana sunyi senyap tiba-tiba pecah oleh alunan merdu yang menyapa telinganya.


 Melodi itu begitu indah, bagai tetesan embun pagi yang menari di atas kelopak bunga. Tanpa sadar, langkahnya terhenti, terpesona oleh keindahan suara itu.

Dengan hati berdebar, pemuda itu mengikuti arah datangnya melodi. Semakin dalam ia melangkah, semakin jelas pula suara itu terdengar. Hingga akhirnya, di antara rimbunnya pepohonan, ia menemukan sosok yang begitu memukau. 


Seorang wanita dengan kulit sehitam malam, duduk di tepi sungai yang jernih. Rambutnya yang panjang terurai bebas, berkibar lembut tertiup angin.

Mata pemuda itu tak mampu berkedip. Dengan anggun, wanita itu mengayunkan kakinya, menciptakan riak-riak kecil di permukaan air. Jemarinya yang lentik menganyam sesuatu, gerakannya begitu lembut dan penuh makna. Sementara bibirnya melantunkan melodi indah yang tadi telah memikat hatinya.


"your song is very beautiful(Lagu mu sangat lah indah)"


Wanita itu menoleh ke asal suara Pemuda dan mereka saling menatap dan sama-sama terkejut karena apa yang mereka lihat. Pemuda itu dia sangat terkejut karena, matanya. bola mata wanita itu warnanya adalah hijau zamrud yang hampir menyerupai Permata.


Lihat selengkapnya