Kyoto, Jepang pukul 19.18
Salju turun perlahan, menyelimuti bumi. Butiran-butiran kristal itu menari-nari lembut di bawah cahaya bulan purnama. Angin musim dingin berhembus sejuk, membawa serta aroma pinus yang khas dan sedikit semburat asap dari tungku perapian.
Di pekarangan rumah tradisional Jepang, suasana menjadi begitu tenang dan damai. Suara gemericik air dari kolam kecil di tengah halaman terdengar begitu menenangkan. Permukaan air yang tenang memantulkan cahaya bulan. Beberapa ikan koi sesekali muncul ke permukaan, lalu menghilang kembali ke dalam kedalaman kolam.
Di dalam rumah, aroma kayu bakar yang membara tercium semerbak. Cahaya hangat dari perapian menerangi ruangan tatami yang luas.Tatami adalah sebuah Lantai tradisional Jepang yang terbuat dari jerami.
Di salah satu ruangan pekarangan itu terdapat Lily yang sedang duduk di atas tatami, lantai tradisional Jepang yang empuk. Sinar api unggun menari-nari di dinding ruangan, menciptakan bayangan yang indah.
Aroma kayu bakar yang harum memenuhi ruangan. Di tangannya, Lily memegang sebuah surat. Matanya mengikuti setiap kata yang tertulis di atas kertas. Seonggok bunga mawar putih merekah di sampingnya, seolah menemani kesendirian Lily.
Untuk
Lily Sahabat pertama ku
Aku nulis surat ini semalam, pas banget sebelum kita berpisah. Tangan aku agak gemetar, takut kalau kamu bakal sedih baca surat ini. Tapi, aku pengen kamu tahu betapa aku sayang sama kamu.
Inget nggak pas kita lagi ngumpulin daun-daun kering di taman belakang rumah? Kamu bilang kalau daun maple yang warnanya merah itu kayak sihir. Aku jadi inget, kamu punya imajinasi yang luas banget. Aku selalu kagum sama kamu.
Aku juga nggak akan pernah lupa waktu kita di perpustakaan keluarga Atnaelar. Kita kayak dua penyihir kecil yang lagi nyari harta karun berupa buku-buku ajaib. Aku berharap suatu hari nanti kita bisa ke perpustakaan itu lagi, bareng-bareng.
Aku rindu sekali saat-saat kita di perpustakaan keluarga Atnaelar. Saat itu, kita berjanji kan? Kita akan pergi kesekolah Hunter terbaik di dunia. Dan kita akan menjadi Hunter terbaik didunia Kita akan menjelajahi hutan belantara, mengungkap misteri-misteri dunia, dan melindungi orang-orang yang lemah.
Lily kamu masih ingat tidak, di bawah naungan Yggdrasil yang agung? Kita berlari-lari mengejar, memanjat ranting-rantingnya, dan pohon dunia itu seolah menjadi taman bermain kita. Dan berkat kita berdua kita hampir membuat seisi dunia berantakan dan hampir hancur. Hahahaha.
Biasanya kita akan membuat sebuah harapan dimalam tahun baru dan ditemani oleh langit malam yang ditaburi bintang bintang, dan pohon dunia tapi sekarang mungkin tahun baru ini aku akan dalam kesendirian untuk membuat permohonan.
Aku berharap, di suatu hari nanti, kita bisa kembali ke sini, bersama-sama, dan mengukir kembali kenangan indah di bawah naungan Yggdrasil.
Mungkin pada musim dingin ini, aku akan berbaring di ranjang kamar ku sendirian. Karena, sakit yang ku alami. Mungkin aku akan rindu setiap kamu mengunjungi kamar ku dan membacakan aku buku cerita dan bermain bersama ku meskipun yang bisa aku lakukan saat itu adalah berbaring dan tertawa.
Lily sahabat ku dan teman pertama ku. Aku tau kamu pasti akan jadi penyihir hebat. Jangan pernah berhenti belajar, ya. Dan jangan lupa, kalau kamu butuh temen curhat, aku selalu ada buat kamu. Walaupun kita jauh, persahabatan kita nggak akan pernah putus.
Dari Sahabat terbaik mu
Nana
Tanpa diduga Lily dia menangis. Lily dia menyekanya menggunakan punggung tangannya.
"Bakana nanachan!....(Dasar Nana bodoh!...)"
Jeda dia sejenak, Kemudian dia tersenyum dengan air mata yang mengalir.
"Watashi mo anata ga inakute sabishīdesu (Aku juga kesepian tanpamu)"
Malam itu Lily dia terisak menangis dalam keheningan malam yang tenang dan dingin.