Seseorang yang terlihat sangat cerah pun, pasti memiliki kegelapan yang di baliknya.
*****
Sebentar lagi hari akan menunjukan bayang menuju pukul 15.30 sore. Langit yang cerah masih menyapa penduduknya, menyemangati mereka bahwasannya jam pulang sudah di depan mata. Bahkan dalam beberapa jam lagi matahari akan berpesan pada semua bahwasannya shift kerjanya hari ini sudah selesai dan akan kembali membawa esok.
Ketika pukul 15.30 sore berdentang. Riuh siswa-siswi SMA Garuda Tangguh mulai menjalar keluar gerbang sekolah. Hendak bebas dari pelajaran-pelajaran hari ini. Tumpah ruah di jalanan menuju rumah masing-masing atau malah tujuan lainnya. Seperti Radhit sepulang sekolah hari ini memutuskan untuk menengok Bintang. Rasanya memang benar yang dikatakan Amel tadi pagi, bahwasannya Bintang tidak masuk gara-gara ulahnya. Dirinya merasa perlu bertanggung jawab.
"Radhit, aku nebeng dong." Tiba-tiba suara Ayu terdengar dan menepuk pundak Radhit dari belakang, membuat Radhit seketika bergidik ngeri.
"Tidak boleh!" Dengan cepat Radhit naik ke motornya dan memakai helm, tidak mau diganggu Ayu lebih lama.
"Iih, kenapa?" tanya Ayu dengan nada sedih yang dibuat-buat.
"Yaah pokoknya tidak boleh! Nebeng sama Aro saja sana." Tanpa peduli Radhit langsung melajukan motornya, takut Ayu malah nekat naik ke jok belakangnya. “Aku tidak menerima penumpang. Maaf ya.”
"Iih dasar!" ujar Ayu kesal dan langsung berlalu mencari mangsa lain.
Radhit hanya bisa menggelengkan kepalanya. Kejadian seperti ini bukan hanya terjadi sekali. Bahkan di hari pertamanya di sekolah, gadis itu sudah begitu. Ada kalanya juga dia melihat gadis itu menggoda cowok lain. Asal tahu saja, itu memang sudah menjadi kebiasaannya. Ada-ada saja tingkah gadis satu itu.
Radhit segera melajukan motornya ke jalan yang mengarah ke rumah Bintang. Beruntungnya ia pernah mengantar gadis itu pulang hingga depan rumahnya, sehingga ia bisa tahu rumah Bintang. Walaupun pada saat itu merupakan kejadian yang tidak enak untuk diingat.