Tidak ada yang menyadari bahwa setiap pesan pada dasarnya hanyalah harapan yang tersembunyi.
*****
"Ayo dimakan. Keburu dingin sotonya," ujar Radhit sesaat setelah melihat Bintang melamun. "Atau porsinya masih terlalu banyak untukmu seperti waktu itu?" tanyanya yang mengingatkannya kembali ke saat dirinya harus menghabiskan nasi goreng Bintang di cafe samping sekolah.
"Ah! tidak kok," jawab Bintang seraya menyendokkan soto ke mulutnya.
Mereka tengah berada di sesi makan malam. Saat Radhit sedang mengantar Bintang pulang, tiba-tiba saja dia ingin mengajak gadis ini makan malam di luar. Hitung-hitung jadi bisa menghabiskan waktu lebih lama bersamanya dengan makan di warung makan pinggir jalan, sesaat setelah dirinya mengantar Bintang untuk berkunjung ke toko Bibi Hana. Bahkan Radhit sudah mengenalkannya dengan suami Bibi Hana yang masih sibuk mengurus toko walaupun hari sudah malam. Kini seluruh keluarga Radhit telah mengenal gadis manisnya ini.
Radhit mengatakan bahwa toko tersebut merupakan hasil usaha kerja sama Bibi Hana dan suaminya. Mereka memiliki kesamaan harapan sejak menempuh kuliah tata boga di kampus yang sama, yaitu memiliki usaha toko kue sendiri. Dari situlah mulai lahir toko kue yang diberi nama Cake Addict dan dari kesamaan harapan itu cinta mulai tumbuh di antara keduanya yang akhirnya memutuskan untuk mengikat janji suci di altar.
Hari sudah makin malam. Wilayah kota ini sudah menampakan kerlap-kerlip lampunya, seakan memberitahu dirinya tidak pernah tidur walau malam telah sampai pada waktunya. Bahkan desing dan desahan napas transportasi tak pernah sekalipun berhenti. Begitu juga dengan jeritan suka cita pada malam hari di warung-warung makan pinggir jalan yang memenuhi setiap jalur nadinya.