Dunia memang punya kejutannya masing-masing, termasuk gadis yang baru kau temui di pinggir jalan.
*****
Jam menunjukan pukul 23:00, namun kedua mata Bintang masih enggan menutup. Dirinya kini tengah asyik bertopang dagu di meja belajarnya seraya menatap keluar jendela. Entah apa yang sedang ia pikirkan. Namun, terlihat jelas matanya menatap nanar ke depan.
Beruntungnya hari ini berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan Bintang. Membuat Radhit ikut tertawa di antara Bibi dan Kakaknya sudah cukup untuknya. Sudah cukup untuk langkah awalnya. Perlahan-lahan saja, pikirnya.
Tiba-tiba gawainya yang terletak di samping tangannya berdering. Terpampang nama Radhit di layarnya. Dengan segera Bintang tersadar dari lamunannya dan mengangkat panggilan yang masuk.
"Halo."
"Bintang, kau belum tidur kan?"
"Belum," jawabnya datar. “Ada apa?”
Sesaat keduanya hening, karena sebenarnya Radhit tidak tahu harus membahas topik apa. Dirinya hanya menelepon Bintang tanpa alasan. Sedangkan Bintang melanjutkan lamunannya. Kembali menatap nanar keluar jendela. Entah kenapa kali ini setengah hatinya hanya ingin mendengarkan ocehan Radhit, itu sebabnya raganya kini diam. Malam ini dirinya telah terpengaruh sepenuhnya.
"Hmmm… begini," ucap Radhit, masih berusaha untuk mencari topik obrolan. "A… apa bo… boleh kalau aku mengantar dan menjemputmu ke sekolah mulai besok?" Akhirnya Radhit bertanya hal random yang muncul begitu saja di otaknya.
"Boleh." Tanpa berpikir dua kali, Bintang menjawabnya. Tepatnya setengah hatinya yang menjawab.
"Benarkah?”