Jadi, maukah kau menjelaskan isi dari setengah hatimu?
*****
Pertanyaan dari Radhit seolah-olah tersetel berulang-ulang di telinganya ketika kini dirinya sedang berusaha berpikir. Berpikir apakah harus dirinya menjelaskan mengenai setengah hatinya yang bahkan kadang tidak bisa dimengerti oleh dirinya sendiri?
Tapi Bintang harus mendapatkan foto orang tua Radhit, bagaimanapun caranya. Tapi apakah ia yakin mampu mengorbankan kerumitan dari setengah hatinya ini untuk dijelaskan pada orang lain? Sedangkan Radhit sendiri harus tahu mengenai setengah hati Bintang, demi menemukan jalan keluar agar kesepakatannya berjalan lancar. Keduanya sama-sama dalam posisi butuh sesuatu.
Kedua matanya melirik jam dinding yang terpasang di atas papan tulis. Masih cukup lama jam pelajaran sosiologi habis dan kemudian baru disusul dengan jam istirahat kedua. Pak Harun saja masih asyik menjelaskan materi dan tidak berniat untuk keluar lebih cepat dari jadwalnya sama sekali. Bintang tidak bisa tiba-tiba kabur begitu saja dalam situasi seperti ini.
Sedangkan Radhit sedang memperhatikan penjelasan Pak Harun. Bahkan dia sesekali bertanya dengan sengaja agar pelajaran ini tidak kunjung selesai sesuai waktunya nanti. Membuat murid lain memutar kedua bola matanya, merasa kesal sekaligus bosan.