The Rotate

Tiara Khapsari Puspa Negara
Chapter #44

Asa Terakhirnya

Dia menarik napas. Hatinya harus bisa menerima bahwa inilah asa terakhirnya.

*****



Pikirannya masih sangat ingat akan kata-katanya dulu. Kata-kata yang sudah dipertimbangkannya selama 547 hari, sampai pikiran itu sudah sangat matang. Ketika keberaniannya memuncak di meja makan di waktu malam, akhirnya kata-kata itu ia gaungkan di antara anggota keluarganya.

"Aku ingin mengubah keyakinanku!" ucapnya dulu, membuat sesi makan malam menoleh padanya dengan tanya yang tidak dapat mempercayai apa yang didengar kedua telinga.

Sudah terdengar klise memang. Orang-orang pasti akan menanyakan alasannya tapi hanya mau mendengar alasan yang ingin mereka dengar, begitu juga dengan anggota keluarganya. Mereka semua klise, pikir matahari pada waktu itu.

Seharusnya makan malam di hari itu dipenuhi canda tawa ditemani hidangan kesukaannya, karena esok matahari akan pergi menjemput mimpinya ketika sinarnya sudah sempurna menyala. Namun yang datang hanyalah sebuah tabuhan amarah dan tanya. Mereka tidak bisa menerima keputusannya begitu saja.

Sudah ratusan kata dirinya lontarkan sebagai alasan. Sudah tersusun secara sistematik agar mendapat pengakuan. Tapi tidak ada satupun deretan kata yang diterima untuk memberikan perizinan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya kan, mereka hanya mau mendengar alasan yang ingin mereka dengar. Ini bukan sebuah proposal pembangunan proyek yang memerlukan puluhan tanda tangan. Ini perubahan pendirian yang membutuhkan banyak pemahaman serta keberanian. Berkomitmen pada sisa kehidupan, memang tidak mudah bukan?

Butuh penjelasan setara dengan 5 lembar esai dengan format kepenulisan makalah hingga mereka semua mau sepaham. Mereka memutuskan agar Radhit kembali mempertimbangkan soal komitmennya mengenai kepercayaannya dan pada akhirnya Radhit setuju, hal yang disembunyikannya dari gadis itu di setiap langkahnya menuju ruang kelasnya.

Lihat selengkapnya