Aku sangat ingin membayar hutangku yang belum terbayar, sebuah bantuan yang dulu ku gaungkan namun ternyata kosong asanya.
*****
Pada asa yang masih terseret di setiap jejak roda koper yang melilit, bayangannya menjerit. Sebuah kerinduan tidak mampu lagi dia apit, setelah hampir 2 tahun langkahnya tak lagi berderit. Nihilnya waktu yang dia punya membuatnya berkelit pada ruang dengan putih yang berimpit, membuat semester pendek menjadi alasan yang selalu berdecit. Demi masa studi yang lebih sedikit. Kini langkah lelahnya menapak koridor rumah sakit. Koper masih mengikutinya dengan gesit, menuju ruangan yang sudah pasti tanpa menit.
"Selamat siang, princess." Tangannya membuka pintu ruangan yang sudah hampir 5 tahun tak ada satu waktu pun yang berjalan, detik jam masih juga memusuhinya. "Kau pasti sedang menungguku kan?" Seringai muncul di wajahnya, tangannya menarik kursi dan duduk di sana, memandangi gadis yang masih agak dingin itu. Kecup manis yang sudah lama tidak berkunjung, ia daratkan kepada dahinya.