No one understand me quite like you do,
Through all of the shadowy corners of me,
—“Falling in Love at A Coffee Shop” by Landon Pigg—
“Shit!” Kai mengutuk pelan sambil tergesa menuntun sepedanya. Dia tahu bel sudah berdering beberapa menit yang lalu. Dia tahu dia terlambat. Tapi, dia berusaha agar tidak semakin terlambat.
“Shit!” Dia kembali tidak bisa menahan diri untuk mengutuk ketika hampir tersandung kerikil.
Setelah mengunci sepeda di tempat parkir yang tersedia, cowok itu berlari melewati lobi yang terlihat sudah lengang. Lalu, dia menaiki tangga menuju Lantai 3 tempat kelasnya berada. Dia melompati dua anak tangga sekaligus. Memang lebih cepat, tapi ketika sampai di ujung tangga, rambutnya basah dan keringat menjejak jelas di bagian punggung baju seragam.
Dia membutuhkan beberapa detik untuk mengatur napas dan merapikan penampilannya. Kai sengaja melepas hoodie jacket, memastikan dasi masih tersimpul rapi, dan tidak ada bekas oli atau kotoran di celana. Lalu, dia menyisir rambut dengan jari. Setelah merasa cukup rapi, dia membuka pintu kelasnya untuk setahun ke depan.
Keheningan menyambut ketika dia melangkah masuk. Seluruh siswa kelas XII MIPA-4 menghentikan aktivitas mereka. Sesaat dia bergeming beberapa langkah dari pintu. Serius? Perasaan tadi berisik banget. Apa aku melakukan kesalahan?!
“Kirain guru kelas!” teriakan itu disusul dengan keluhan siswa lain. Sedetik kemudian suasana kelas kembali seperti semula. Kai mengembuskan napas penuh kelegaan.
“Woi! Kai! Sini!” Mirza melambaikan tangan agar cowok itu bisa menemukan sosoknya yang tersembunyi di balik punggung siswa lain. “Tumben telat. Biasa tukang buka pagar.”
“Ban sepeda kempes,” cowok yang bernama lengkap Kai Kanaka Paramudya itu menjawab singkat.
“Masih betah naik sepeda?” Endra bertanya sambil terus menggerakkan rubik di tangannya.
“Masih betah main rubik?”
“Bisa aja,” Endra terkekeh. “Bangku depan Ellie kosong.”
“Makasih.” Dia baru akan melewati lorong antara bangku Endra dan Mirza ketika Endra kembali bersuara, “Pulang sekolah gabung, yuk! Renata mau traktir di Parfait Blue.”
“Siapa yang mau traktir?! Ogah banget!” Renata yang sesaat lalu asyik menunjukkan foto-foto liburannya kepada Ellie, segera berbalik dan menunjukkan ekspresi terjutek yang dimilikinya. “Oh! Hai, Kai! Kita sekelas? Wah, tahun ini bakalan seru banget! Tuh, depan Ellie kosong.”