Setelah menyelesaikan misi mandiri sekaligus agenda balas dendam, Kirito bersama Zen kembali ke markas DSNM.
“Haaah.. selesai juga misi Gue terhadap pembunuh bokap-nyokap Gue.” Kata Kirito.
“Lo udah puas balas dendam sama orang yang udah ngabisin ortu Lo?” Tanya Zen.
“Secara garis beras, iya. Tapi, Gue masih merasa belum puas dan pengen menuntaskan semua kroco-kroconya sampai menuju ke akarnya. Lagipula luka batin Gue belum bisa sembuh begitu aja setelah menghabisi Shoko, pembunuh kedua orang tua Gue.”
“Wah.. wah. Semangat kali bocah ini..”
“Gue gak mau mereka sampai menindas orang-orang seperti Gue di masa sekarang. Lagipula Gue masih penasaran dengan motif mereka yang pengen melenyapkan “orang campuran” seperti Gue.”
“Tenang, selama ada Gue. Lo gak bakal sendirian untuk menangani masalah ini.”
“Thank you, Zen.. Lo emang the best lah.”
“Ah.. Woles aja keles.”
Setelah mereka berjalan, mereka memasuki ruang rapat dengan dekorasi sederhana. Lantai kayu dan tembok gipsum berwarna coklat. Disana sudah ada seorang ninja wanita dengan kulit hitam manis dan rambut ungu. Pakaian coklat jankees dan dalaman hitam yang menutupi perutnya, celana hitam pendek dan kaki dilapisi stocking hitam dan sepatu hitam. Dia adalah Shiranui Kushina.
“Hey.. adik-adikku. Kalian udah pulang nih?” Kata Shiranui.
“Eh, Shiranui? Sejak kapan Lo ada disini..?” Tanya Kirito.
“Pertanyaan macam apa itu? Yang ada Gue nanya ama Lo berdua. Kenapa lama banget datangnya? Tuan Sawamura tadi pergi lagi gara-gara nungguin Lo berdua.”
“Ya ampun... Lo gimana sih? Perjalanan kami’kan cukup jauh. Walaupun naik kuda, kudanya pasti butuh istirahat dan minum. Kalau ada pesawat, dari tadi kita pakai pesawat.” Kata Zen.
“Huh.. iya deh. Sorry... Oh, ya. Btw, tuan Sawamura katanya mau ngasih tugas lagi buat kita bertiga.”
“Haaaaaaaah!! Tugas lagi? Aduuuh... gak bisa kasih Gue waktu istirahat apa? Baru aja Gue pulang tugas. Udah dikasih tugas lagi.” Kata Kirito yang mengeluh.
“Sabar, Kirito. Ini ujian.” Kata Zen dengan tersenyum.
“Tau nih.. eh, inget! Tabungan Lo lagi menipis. Utang Lo sama ibu Shou di kantin juga numpuk.” Kata Shiranui.
“Belum lagi utang Lo ama Gue 3 Juta yen sampai sekarang belum Lo bayar juga.” Tambah Zen.
“Utang apaan sih?” Tanya Kirito.
“Lo gak inget Lo sering minjem duit ke Gue buat bayar kontrakan? Parah abis Lo kontrakan 4 bulan Lo bayar. Selama ini Lo disini kerja apa aja sih?” Kata Zen yang heran.
“Hmm.. Ya deh. Nanti Gue bayar pas udah punya duit.” Kata Kirito.
“Ah.. Gitu mulu Lo ngomongnya. Basi banget dah..”
“Iya deh... beneran. Gue bayar pas ada duit.”
“Shiranui, Lo saksi ya disini.”
“Oke, Zen.. jangan khawatir! Nih bocah gak bakal kemana-kemana.”
“Emang Lo kata Gue buronan? Bakal ilang dari penjara..” Kata Kirito.
Tak lama berselang, Sawamura datang sambil membawa 4 kopi dengan nampan dengan tangan kanan beserta sebuah file ditangan kiri.
“(Membuka pintu dan masuk) Yo! Anak-anak. Ternyata kalian sudah kembali. Nih, kopi buat kalian (menaruh 4 kopi ke meja)”
Kirito, Zen dan Shiranui mengambil kopi di meja.
“Bagaimana anda bisa tau kalau kami sudah kembali?” Tanya Zen.
“Kamu ini gimana sih? Saya ‘kan punya kemampuan bisa melihat masa depan.”
“Oh, iya. Aku lupa.”
“Ayo! Semuanya duduk. Saya tidak punya banyak waktu. Jadi, kita langsung mulai saja.”
“Mulai apa?” Tanya Kirito.
“Mulai membicarakan misi selanjutnya.”
***
Trio DSNM dan Sawamura mulai membicarakan misi yang akan dijalankan trio DSNM.
“Perlu kalian ketahui! Misi kali ini berbeda dari yang biasanya kalian jalankan. Misi ini berkaitan dengan orang penting.”
“Orang penting? Maksudnya Kaisar Jepang?” Tanya Kirito.
“Bukan, misi ini bukan dengan Kaisar Jepang. Ini adalah misi penyamaran. Saya menugaskan kalian untuk menjalankan misi penyamaran. Misi penyamaran ini sekaligus menjadi misi perlindungan salah satu keluarga kerajaan.”
“Apa? Keluarga kerajaan?” Tanya Shiranui dengan heran.
“Apa maksudnya ayahku yang meminta kepada tuan Sawamura?” Tanya Zen.
“Oh, bukan. Bukan dari ayahmu. Ini dari kerajaan Carmona.”
“Kerajaan Carmona? Dimana itu?” Tanya Shiranui.”
“Di Madrid.”
“MADRID???!!!” Tanya trio DSNM dengan berseru.
“Jauh amat... Gak nyari yang deket-deket aja?” Tanya Kirito yang sedikit ada unsur tidak setuju.
“Eh, Kirito. Kamu kenapa? Gak sanggup? Inget! Utang kamu di kantin, di kontrakan ama di kantor ini cukup banyak. Kalau kamu gak ikut misi ini, sama aja kamu gak dapat duit. Mau bayar utang pakai apa kamu? Berhentilah menyusahkan orang.” Kata Sawamira panjang lebar kepada Kirito.
“Eeeeh... baiklah..” Kata Kirito dengan pasrah.
“Isabella Carmona, Ratu kerajaan Carmona periode sekarang melalui Yoshiga memintaku untuk mengutus orang-orang kepercayaan dariku melindungi anak kandungnya. Namanya Maria Carmona. Usianya 16 tahun. Ia sekolah di Akademi Radars.”
“Akademi Radars? Bukankah itu akademi penyihir?” Tanya Zen.
“Benar. Akademi Radars memiliki banyak bakat-bakat penyihir muda. Bahkan beberapa dari mereka sukses menjadi seorang penyihir. Yoshiga adalah salah satu lulusan dari sana dan menjadi penyihir kerajaan. Tapi akhir-akhir ini akademi tersebut sedang diteror oleh sebuah sekte yang mengambil bakal penyihir-penyihir muda untuk diambil mana sihirnya. Mereka dijuluki sebagai “Pencari Mukjizat”.”
“Hahaha... nama aneh macam apa itu?” Kirito sempat tertawa.
“Meski aneh. Tapi mereka berhasil menculik setidaknya 15 korban. Dan yang sering mereka culik adalah siswi. Tapi ada juga 2 korban yang berprofesi sebagai guru penyihir. Mereka dijadikan kelinci percobaan untuk mendapatkan kekuatan besar yang diduga bisa menguasai dunia.”
“Waduuuh... manusia sekarang makin aneh aja. Hari gini masih aja pakai acara pengen menguasai dunia. Emangnya mereka Dewa?” Kata Shiranui tersenyum sedikit karena merasa hal tersebut sedikit lucu.
“Lalu, kapan kita akan menjalankan misi ini?” Tanya Zen.
“Misi ini akan dilaksanakan bulan depan. Karena pada misi ini, kalian akan menyamar menjadi guru penyihir di akademi radars. Ratu Isabella sudah mempersiapkan apa saja yang diperlukan untuk kalian disana. Termasuk guru penyihir yang akan melatih kalian untuk belajar sihir.”
“Belajar sihir??!!” Seru trio DSNM.
“Eh, bentar deh. Kita ini anggota DSNM. Disini isinya para samurai dan ninja. Masa kita disuruh belajar sihir?” Tanya Kirito dengan nada protes.
“Iya benar, tuan. Apa ini gak salah?” Tambah Zen.
“Tidak.. tidak salah. Untuk menjalankan misi penyamaran, kalian harus totalitas. Jangan mengeluh! Laksanakan saja tugas dari saya! Bayarannya mahal loh. Sayang kalau gak diambil.” Kata Sawamura sedikit mengiming-imingi bayaran.
“Serius nih? Kalau gitu saya ikut deh.” Kata Zen.
“Eh, beneran Lo mau ikut? Ini Madrid, bro. Madrid. Jauh keles.” Kata Kirito.
“Bodo amat. Yang penting bayarannya mahal. Gak mau, ya terserah Lo. Lo tidur aja sana dirumah bersama tumpukkan utang-utang Lo.”
“Lebih baik Lo ambil aja, Kirito. Lagipula kita bertiga yang akan pergi ke sana. Gak ada Lo, Gak rame tau.” Tambah Shiranui membujuk Kirito.
“Ya deh.. Oke.. oke. Gue ikut. Berhubung utang Gue banyak, Gue bakal terima misinya dan mengambil bayarannya.”
“Nah.. gitu dong. Itu baru namanya Ken Kirito.” Kata Zen yang senang.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Sawamura mengatakan “Masuk!” kepada yang mengetuk pintu. Saat dibuka pintu aula, masuklah seorang pria dewasa dengan baju kimono abu-abu dan bawahan biru donker (biru tua). Rambutnya panjang dikuncir, kulit sawo matang, dan ada bekas luka di pipi kanan.
“Tuan Sawamura, ada tamu untuk anda.”
“Oh, Tenzo.. baiklah. Suruh dia masuk!”
Pria yang bernama Tenzo itu menoleh ke belakang dan menganggukkan kepalanya kepada seseorang yang membuat Kirito penasaran. Setelah Tenzo masuk ke dalam ruang rapat, barulah diikuti oleh seorang wanita cantik dengan gaun merah yang bawahannya sepanjang lutut dan menggunakan sepatu hak sedang dari kayu yang menawan. Kulitnya putih bersih. Rambutnya pirang bercahaya dan bermata biru. Sawamura dan trio DSNM begitu terkesima melihat kecantikan wanita tersebut.
“Selamat sore, tuan Sawamura. Aku Celica Catania. Aku disini karena diutus oleh ratu Carmona untuk menemui anda.”
“O-oh.. baiklah.. silahkan duduk di sebelah sini!” Sawamura mempersilahkannya duduk di kursi sebelah kirinya.
Kirito yang paling serius memandangi wanita cantik itu sampai tidak berkedip sama sekali. Zen yang menoleh ke arah Kirito mengatakan sesuatu padanya.
“Hey, Kirito.. lihat deh. Cewek cantik tuh. Kayaknya misi ini kita bakal ditemenin cewek cantik itu.”
“Iyaaa.....”
“Tapi gak gitu juga matanya. Serius amat ngeliatnya.”
“(Menggelengkan kepala) iya.. iya.. sorry.”
Lalu Sawamura kembali berbicara.
“Guys, ini Celica Catania. Dia adalah salah satu guru akademi penyihir Radars. Dia diutus langsung dari ratu Isabella untuk menemui kalian dan sekaligus melatih kalian menggunakan sihir.” Kata Sawamura.
“Kalau dilatih sama cewek cantik ini. Aku mau deh ambil misi ini.” Kata Kirito yang berubah menjadi senang secara spontan.
“Dasar Kirito! Kalau urusan cewek aja cepat banget berubahnya.” Kata Shiranui sambil menggarukkan kepalanya.
“Biasalah... namanya juga bujang lapuk.” Tambah Zen.
“Pala’ Lo bujang lapuk.. Emang lo udah punya cewek?” Kata Kirito kepada Zen.