“Gue nggak nyangka, akhirnya kita nantang Rony juga malam ini,” ungkap Aska dengan senyum semringah, seakan-akan hal ini yang selalu dinantikan dalam hidupnya. “Gue udah lama pengin banget nonjok muka sok dia itu.” Ia mulai meninju-ninju angin layaknya petinju pro.
“Kenapa?” Beda dengan Aska yang terlihat antusias, Ruly malah bingung. Bukan berarti tidak ingin melihat Rony babak belur, tetapi sejak dulu mereka tidak pernah menantang lawan lebih dulu, apalagi ini Rony, kakak kelas mereka.
Zelo yang ditanya mengembuskan asap rokok ke udara. “Bayu mungkin udah muak sama sikap dia.”
“Baru kali ini kita nantang teman satu sekolah. Apa nggak jadi masalah?” Ruly menyuarakan kekhawatirannya lagi.
“Gue udah jelasin peraturannya, karena dia orang yang selalu merasa jago, tanpa baca pun udah langsung tanda tangan, dengan muka dia yang....” Zelo meringis membayangkan wajah sombong milik Rony. “Lo tahu maksud gue lah. Dia juga nggak tahu kalau lawan dia malam ini Bayu.” Ruly manggut-manggut.
“Nanti kasih gue kesempatan buat bonyokin muka dia,” pinta Aska, bergerak-gerak melakukan pemanasan.
“Minta bagian sama Bayu. Karena malam ini dia yang mau beresin semuanya.”
Pemanasan Aska berhenti, lalu bergabung dengan teman-temannya yang duduk pada bumper mobil. “Kalau gitu gue nggak ada bagian dong.” Wajahnya cemberut.
“Lo bisa abisin konco-konconya,” kata Ruly sambil menepuk-nepuk bahu Aska memberi semangat.
Ketika sahabat-sahabatnya menunggu dengan tidak sabar, Bayu malah memejamkan mata di dalam mobil. Malam ini pertarungan akan dimulai pukul sebelas malam terhitung setengah jam lagi, tetapi sejak jam delapan tadi mereka sudah berada di jalan menuju sintul yang sepi dan pencahayaan seadanya. Rony yang meminta tempat itu, karena khawatir akan kelicikannya, Zelo mengecek seluruh keadaan terlebih dahulu, memastikan semuanya aman.
Drrrt... Drttt....
Getaran di saku celana membuat mata Bayu terbuka malas, tapi diabaikannya. Hingga akhirnya getaran itu terjadi beberapa kali dan membuatnya geli. Dengan kesal ia mengambil ponselnya dan nomor tanpa nama tertera di layarnya sebagai tiga panggilan tak terjawab. Baru saja Bayu akan menyimpan ponselnya lagi, benda itu kembali bergetar pendek menandakan pesan masuk masih dari nomor yang sama.
Bayu menghela napas, lalu membaca.
From : 081xxxxxxxxx
Shrusnya td lo angkt telpn gw. Ad hadia pls 100 rb, tp lo sombong. Lampion kami udh jd. Bsk tmnya Tangled... Ega td nanya lo mau jd apa? Sisa pascal sm Maximus? Hihihi...
Cowok itu tahu siapa pemilik nomor asing tersebut. Dan tak perlu heran bagaimana Sara bisa tahu nomornya.
To: 081xxxxxxxxx
G
From : 081xxxxxxxxx
Haha td telepon gak di angkat. Klo lo gak mau Ega gak mau ketemu lo SELAMANYA!!
To: 081xxxxxxxxx
G mnkn. Hps nmr gw!
From : 081xxxxxxxxx
Gw yakin Banyu gak tahu soal yayasan kan? Hohoho...
Mata Bayu membulat, ia memang merahasiakan tentang sumbangan itu ke orang lain. Karena pasti mereka akan bertanya asal dari semua uang yang disumbangkan. Bayu mengeram kesal.
To: 081xxxxxxxxx
Bsk.
From : 081xxxxxxxxx
Sbiknya lo search dl ttng peran lo itu. Takut lo bsk shock terus mrh2 ke gw. Sampai bsk. Btw, lo gak tau huruf vocal ya, Bay? a, i, u, e, o. Tlng dipake.
Bayu mengernyit. Awalnya kurang mengerti akan pesan terakhir Sara, sejurus kemudian berdecak saat tahu cewek itu sedang mengomentari caranya membalas pesan. Laki-laki itu kembali menyandarkan belakangnya dan mulai mencari tahu apa yang akan dilakukan besok bersama bocah-bocah itu. Ega dengan segala imajinasinya selalu melakukan apa yang sudah ditonton dan dibaca. Biasanya ia melakukannya sendirian. Namun, hadirnya bocah besar itu, Bayu harus terlibat. Dan sialnya Ega sangat sangat sangat setuju sekali.
Saat Bayu mulai mengetikkan nama Tangled pada papan pencarian google, sorotan lampu dari depan menyilaukan mata, ketiga temannya pun yang sedari tadi duduk di depan sudah berdiri. Ia yakin Rony dan kawan-kawannya sudah datang. Bayu menyimpan ponselnya dan mulai mengamati dari dalam.
Setelah mobil putih itu benar-benar berhenti. Rony turun dari dalam mobil disusul ketiga temannya yang tertawa remeh melihat lawan mereka.