The Secret Of Atlantis

DYZ007
Chapter #1

Episode 1

Haii aku Rey, aku adalah remaja SMA laki-laki berusia 17 tahun. Sangat pintar biologi, humoris, terkadang pendiam. Itu semua tergantung mood. Selain itu aku juga tertarik mencari dan memahami misteri di dunia, seperti Alien, Atlantis dan banyak misteri lainnya. Aku selalu berpikir logis saat membahas misteri-misteri di dunia bersama ke dua sahabatku.


**********


Jam menunjukkan pukul 05.30. Sinar matahari menerobos masuk ke dalam kamarku melewati kaca jendela. Mataku mengerjap, lalu aku bangkit dari tempat tidurku dan bergegas pergi ke dapur untuk membantu mama memasak, sedangkan adikku masih belum keluar dari kamarnya. Adikku laki-laki, namanya Tian, dia baru kelas 2 SMP dan aku baru kelas 2 SMA, kami selisih 3 tahun.


“Hari ini mau bawa bekal apa Rey?” mamaku bertanya sembari memegang wajan berisi nasi goreng.


“Bekal nasi goreng saja Ma,” aku menjawab lembut. Aku selalu malas untuk sarapan, jadi sebagai gantinya aku bawa bekal aja.


Setelah itu aku langsung menyiapkan buku pelajaran yang perlu dibawa dan langsung mandi. Sehabis mandi dan berseragam rapi aku menuju ke dapur untuk mengambil bekalku. Aku melihat adikku yang setengah sadar berjalan menuju kamar mandi.


”Tian mau bawa bekal apa?” tanya mama yang masih sibuk merapikan benda-benda yang sudah dipakai memasak tadi.


“Sama seperti kakak Ma,” jawab adikku sambil melangkah ke kamar mandi.


Aku hampir tertawa karena adikku yang masih mengantuk hampir menabrak pintu kamar mandi yang belum dibuka.


**********


Tepat jam 06.15 aku segera pamit dan berangkat sekolah. Oh iya, aku berangkat sekolah jalan kaki, begitu juga saat pulang. Jarak antara sekolah dan rumahku cukup dekat, adikku juga selalu jalan kaki, karena sekolahnya juga cukup dekat dengan rumah.


Mama tidak bisa mengantarku dan adik ke sekolah, karena sehabis memasak, dia langsung siap-siap untuk berangkat kerja. Mamaku kerja sebagai wiraswasta, di toko kecil yang menjual berbagai barang elektronik. Ya aku sangat beruntung punya mama yang bisa membesarkanku dan adikku tanpa seorang ayah, dari aku umur 3 tahun dan adik masih dalam kandungan, hingga sekarang dan ke depannya. Walaupun kehidupanku sangat sederhana, bukan berarti aku putus asa, justru itu yang membuatku semangat belajar.


Aku berjalan di trotoar menuju sekolah dengan angin sepoi-sepoi pagi yang sejuk. Walaupun aku dan adikku sama-sama jalan saat berangkat sekolah, tapi yang membedakannya adalah waktu. Aku berangkat lebih awal dari adikku karena jadwal masuk SMA lebih awal dari jadwal masuk SMP. Sebaliknya saat pulang sekolah, SMP lebih awal jadwal pulangnya dari pada jadwal pulang SMA.


**********


Tanpa disadari ternyata aku sudah sampai di depan gerbang sekolah, ya karena waktu yang diperlukan dari rumah ke sekolah hanya 5 menit, akupun segera masuk. Aku menuju ke kelasku, menaruh tas di bangku dan mengobrol dengan teman sekelasku.

Lihat selengkapnya