The Secret Of Snowflakes

Dyah Arum
Chapter #1

Freak Soul

Seorang laki-laki muda itu hanya terdiam sembari duduk dibangku terdekat dengan seorang Pasien yang terbaring diatas kasur dengan alat bantu pernapasan itu, dia hanya memperhatikannya cukup lama. Dengan identitas pasien yang tertulis “ Nama: Ramaga Tetsuya dan Umur: 20 tahun “. Setelah cukup lama memperhatikan orang dengan nama Rama itu, seketika pandangannya tersentak kaget dengan seseorang yang baru saja datang dan mengelus kepala pasien tersebut,

“hey, apa yang kau lakukan!” ujar seorang laki-laki itu, dengan ekpresi kesal ketika melihat seseorang laki-laki dewasa yang tidak dikenalnya mengelus halus rambut pasien dengan nama Rama tersebut.

Dengan cepat seorang laki-laki dewasa yang tidak dikenal itu, menolehkan kepalanya dan mencari sumber suara peringatan tersebut. Setelah menemukan sumber suara tersebut. dia mulai berjalan mendekati seorang laki-laki yang sedang duduk itu dengan pandangan ceria.

“hey, anak muda! Saya punya nama, panggil saya Dewa life, seorang dewa kehidupan!” ujar laki-laki dengan inisial tidak dikenal itu memperkenalkan dirinya dengan bangga.

Laki-laki itu pun tertawa bebas mendengar perkenalan yang dilakukan laki-laki tidak dikenal itu.

“hah?? Kau Dewa?! Kau lebih mirip sepertiku! Bilang saja kau kamar tetangga ku kan! Coba ceritakan bagaimana kau bisa tidur lama juga? Berapa tahun kau sudah tertidur?” ujar laki-laki itu dengan senang.

Dengan pandangan meremehkan. Dewa itu terdiam, “dasar aneh!”. Dewa itu pun menggerakan tangannya. Yang membuat pandangan laki-laki itu terhenti pada alat bantu pernapasan pada pasien itu terangkat demi sedikit demi sedikit. Dengan serentak laki-laki itu kaget dan berdiri. Lalu, menolehkan padangannya kepada Dewa yang duduk disampingnya dengan pergerakan tangannya yang liar itu. Dia mengendalikan dengan mudah. Seketika, ia pun segera memegang tangan dewa itu untuk menghentikan perbuatannya,

“hey ,, apa yang kau lakukan?!” ujar laki-laki itu berteriak.

“tenang!, aku tidak ada niatan membunuhmu!. Sekarang kau percaya kan!” ujar Dewa.

“mm ,, sudah sudah duduk lagi, kalau tidak aku lakukan lagi untuk kedua kalinya!” ujar Dewa itu untuk kedua kalinya dengan tenang, sembari memegang kedua pundak laki-laki itu untuk menuntunnya duduk kembali.

Setelah mulai duduk kembali. Masih dengan padangan sinis laki-laki itu mengabaikan makhluk dengan Nama Dewa itu. Dan memperhatikan kembali seorang pasien yang masih dalam keadaan tertidur itu. Dengan cepat Dewa itu hanya tersenyum dan menempatkan dirinya untuk duduk disamping laki-laki itu. Tetapi, tiba-tiba,

“aku tidak menyuruhmu duduk!” ujar laki-laki itu keras tanpa memindahkan pandangannya.

Dengan tersenyum Dewa itu mengabaikan perkataan yang keluar dari mulut laki-laki disebelahnya. Dan tetap bersih keras duduk disamping laki-laki yang sedang memandangi orang yang mirip dengannya.

“mm ,, Rama yang malang!, hidup yang sangat tragis!” ujar Dewa itu santai sembari menyandarkan badannya pada sofa yang didudukinya.

Lihat selengkapnya