The Secret Of Snowflakes

Dyah Arum
Chapter #6

Meeting

“mmm .. ganti barangnya!,,  Ini sudah kadaluarsa” ucap seorang laki-laki yang tingginya melebihi fay, dengan tegas dia mengingatkan sembari melihat kembali tanggal dan merk yang sudah diambilnya dan memberikannya kembali, ketika memberikanya kembali tanpa sengaja kontak mata laki-laki itu menghadap langsung dengan gadis yang barangnya sudah diambil olehnya tadi, seketika laki-laki itu memperbesar kelopak penglihatannya dengan alis tegang. Laki-laki itu dengan cepat mengalihkan pandanganya dan berbalik lalu menutup matanya lebih dalam dengan topi yang sedang dipakainya, lalu pergi dari hadapanya dengan cepat.

“hah?? Bagaimana dia bisa tau dan hafal makanan ini sudah kadaluarsa?” ucap fay heran, karena hanya berfikir dengan makanannya, dia terlupakan atas ucapan yang harusnya dilanturkannya kepada laki-laki itu karena sudah membantunya, dengan segera fay mengejar, sambil berteriak “woy ,, woy ,, orang bertopi!”. Dengan santai laki-laki itu hanya terhenti ditempatnya tanpa berbalik, padahal jarak yang sudah tidak begitu jauh diantara mereka, tetapi mengingat fay akan membeli makanan pada bagian barat market yang membuatnya tidak meneruskan jalannya. Dan hanya berkata “terima kasih”. Laki-laki bertopi itu hanya tersenyum kecil dan segera pergi dari tempatnya. Fay hanya tersenyum, dan berfikir bahwa ternyata masih ada orang baik diluar sekolahnya. Karena ayahnya memasukannya ke sekolah khusus perempuan berasrama itu karena takut akan pergaulan bebas yang akan dialaminya dimasa-masa perkembangannya. Dengan ucapan ringan itu, mengakhiri pertemuannya dengan laki-laki tak dikenalnya itu. Lalu fay meneruskan pembelajaannya dengan pelajrannya yang diambilnya bahwa harus melihat kembali tanda kadaluarsa pada masing masing belanjaan yang dia belinya.

Sesudah melakukan pembayarannya fay mngingatkan petugas market tersebut untuk mengganti makanan yang sudah habis masa waktunya, petugas itu pun menerima nasihatnya dengan baik. Lalu keluar dengan membawa dua kantong tas plastik berisi makanan dari yang bisa diolah sampai yang instant atau siap saji. Dia melihat kakaknya yang sudah ada diluar mobil menunggunya.

“lama banget sih ,,, ngapain ajh di dalem?” ujar kak farel sudah tidak sabar.

Fay hanya tersenyum, lalu memasukan barang barang yang sudah dibelinya tadi kedalam jok belakang mobil.

20 menit kemudian, sampai dirumah fay segera masuk kekamarnya membawa semua barang yang dibawanya dan makanan yang disusunnya ke dapur dan loker makanan, lalu mulai membersihkan badan dan mengganti pakaiannya dengan pakaian santai. Kakaknya yang terkadang sibuk itu, hanya langsung masuk ke kamarnya dan melakukan kesibukan biasanya dikamar bahkan bisa membuka gamingnya di ruangan tengah.

“kalo mau makan gak usah rewel, makan sendiri!’ ucap kakaknya yang sedang sibuk dengan tugasnya diruang tengah.

Dengan kesal dalam hatinya “kesambet apa coba, tiba-tiba sifatnya aneh. Padahal tadi baik-baik ajah!” sembari geram tersebut, fay membuka pekerjaan rumahnya yang diberikan pada gurunya hari ini. Tiba-tiba saja fikirannya teringat dengan laki-laki yang bertemu dengannya di market. “kok tatapannya aneh?, Atau jangan-jangan dia kenal, atau kita pernah kenalan, tapi gak mungkin lagian juga gak pernah punya temen laki-laki. Mmm ,, kenapa??” sambil mengusap-usap leher belakangnya, dengan heran yang tidak berujung pada jawaban. dia hanya terheran dan berfikir bahwa yang dia fikirkan adalah sesuatu yang tidak penting lalu dia melanjutkan pekerjaan rumahnya lah yang lebih penting sekarang.

Setelah 36 menit berlalu, fay dapat menyelesaikan pekerjaan rumahnya, tiba tiba handphone nya berbunyi dengan pertanda pesan masuk.

Dalam pesan grup “Fans Anjing Mengonggong 🐕”

Lihat selengkapnya