The Secret Of Snowflakes

Dyah Arum
Chapter #7

Past

Kesesokan harinya,

“kak aku pergi!, nanti share loc deh!” ucap gadis dengan panggilan fay itu, teriak dengan gerakan terburu-buru. Kakanya yang tertidur diruang tengah hanya terbangun untuk membuka mata dan melihat handphone nya, menunjukan jam masih sangat pagi.

Dengan pagi yang memulai hari dan tanggal itu, fay berjalan keluar dari kawasan perumahan itu dia menuju tempat bis umum untuk mengambil jalur tujuannya. Hanya dengan penampilan sederhana menggunakan baju dan jas hangat yang membalutinya. Karena akan turun salju sekitar 2 atau 3 hari mendatang. dia hanya membawa handphone, kartu serta uang yang dimasukan pada saku celana yang dipakainya. Sembari menunggu bus tujuannya di tempat menunggu. Dia menggunakan topinya dan memasang earphone pada telinga. Ketika melihat bus yang akan dinaikinya, dengan cepat ia masuk dan melakukan pembayaran dengan kartu miliknya. Lalu, mencari tempat duduk untuk didudukinya selama perjalanan. Handphonenya yang sudah berbunyi banyaknya pesan masuk hanya dapat diabaikannya, dia hanya tertarik dengan pemandangan kota yang akan mulai padat disiang hari. Dia hanya memandangi perubahan pemandangannya dibeberapa bagian dipinggir jalan, banyak yang berubah, beberapa toko ada yang tutup, ada yang baru buka bahkan ada yang merubah bentuk penampilannya.

Sesampainya ditaman kota, fay mulai turun dari bis dan meneruskan langkahnya untuk mencari teman- temannya yang sudah sampai dari tadi. Sembari membaca pesan pesan yang didapatnya dari handphonenya. Belum beberapa langkah berjalan, dia melihat beberapa orang yang melambaikan tangan kepadanya. Dengan berlari kecil kepada gerangan pemberi lambaian itu. Fay pun sudah lengkap dengan teman-temannya dan segera melakukan jadwal aktivitasnya hari ini.

 “ayoo ,, kita mulai ,, pertama kita harus ke suatu tempat ikuti aku ,,, “ yui berkata sembari mengajak para temannnya berjalan ke arah yang ditunjukannya. Setelah mengikuti dengan jalan perjalanan, waley merasa bahwa perjalanan ini kurang praktis.

“ey ,, sebentar kayaknya kita butuh sopir deh yang sukarelawan ,, berbagi kekuatannya ,, iyaa gak?”

“yaudah ,, fay ,, pesan fay!” ujar teya menyuruh.

Dengan heran dan berfikir tidak ada jalan lain, “yaaa ,, baiklah ,,” dengan pasrah fay menelfon seseorang dengan panggilan supir sukarelawan itu. Teman temannya hanya tertawa, melihat fay yang tidak suka terlibat masalah mendapatkan masalah kecilnya hari ini.

“halo ,,, rad tolong jemput kita di persimpangan jalan dekat taman kota!” dengan ungkapan agak datar dan meminta tolong itu memulai panggilannya dengan supir sukarelawan itu. Dengan heran fay bertanya kepada waley,

Lihat selengkapnya