Dengan perjalanan yang menempuh sekitar 25 menit itu, akhirnya mereka sampai ketempat pusat pembelajaan yang penuh dengan makanan, fashion dan lainnya. Ketika keluar dari mobil, waley segera merangkul fay yang keluar dari mobil.
“fay, kamu enggak berfikir 2 tahuun yang lalu kan?” kata waley
“hah? Udah kadaluarsa juga, ngapain?” ucap fay singkat, menurut waley dia juga berfikir demikian hanya untuk memastikan. Tapi ketika perjalanan dimulai kami berempat dengan Rad memasuki tempat pusat berjalan itu, seketika fay menarik tangan waley ke belakang, yang membuatnya sedikit menjauh dari tiga orang yang lainnya.
“tapi sebenernya itu dulu, beneran gak sih?” pertanyaan itu yang waley tunggu, karena dia yakin seharusnya fay agak sedikit terganggu.
“haduh, itu beneran fay ,,, bahkan pulang dalam keadaan sakit pun dia masih bisa menanya kabar mu!”
“idih ,, bisa bisa canggung nih” seketika fay yang tidak biasa dengan sifatnya sekarang, terlihat aneh. Yang membuat waley tertawa dengan jawaban fay itu.
“ahahahah ,,, biasa ajah deh ,,, tenang ,, aku denger dia kayaknya udah punya banyak pacar!” sambil tertawa waley mencoba memastikan agar fay tidak canggung. Walaupun sebenarnya dia belum terlalu pasti dengan jawabannya. Tiba-tiba saja handphone waley berbunyi
“woy,, akting beli fay ,,, mereka nelfon” sambil mengangkat telfon tersebut fay sembari berakting membeli barang barang yang ada didepannya.
“hey ,,, dimana kalian? Cepat kemari” yui, teya dan Rad menelfon melalui video call, sembari memperlihatkan sekitar yang akan mereka tuju.