The Secret Of Snowflakes

Dyah Arum
Chapter #11

Curious

“kenapa?” tanyanya sembari menghadap adiknya itu.

Rad mengganti pandangannya dengan melirik kakaknya dengan sinis. Waley sepertinya tau apa yang dimaksudnya, mungkin dia terkena perangkap yang dibuat fay tadi. Untuk memastikan waley bertanya,

“tertangkap yaa??”

“iyaa. gilaaa ,,, coba kakak jadi aku ,, sumpah malu ,, aku laki-laki ,, mental kerupuk kan jadinya!!” ungkapnya keras. Dengan wajah kesalnya

“ahahaha ,,, alayy deh ,,, lagian juga udah punya banyak pacar!! ,,, kenapa gak nyombongin pacar baru?” ujarnya sambil tertawa.

Rad hanya terdiam sejenak, dan berkata “sejujurnya gak enak kak, disana itu malah anak perempuan dulu yang memulai. Anehkan!” ucapnya singkat.

“hah?? Beneran?? Wah mudah dong ,,, kalo kakak kesana!” dengan wajah senang

“hah?? Gilaa yaa?? ,,” sentaknya menolak.

Dengan perbincangan itu menutup cerita hangat Waley dan Rad, sebagai seorang kakak dan adik. Sebagai Sebuah kenangan yang sudah di ukir, dan tidak dapat terulang lagi. Walaupun dari perbincangan malam itu, Waley belum mengetahui jelas cerita, pengalaman dan keadaan adiknnya ketika diluar negri. Tetapi dia merasa tidak akan menanyakannya, dan berharap adiknya dapat berbagi cerita dengannya. Karena apabila bertanya akan datangnya ketidak nyamanan dan tumbuhnya sifat penasaran yang akan membuat adiknya itu bercerita akan sesuatu yang disimpannya.

*********

Langit sudah mulai gelap, menandakan malam akan tiba, Gelapnya langit itu, menciptakan malam yang dingin. Mungkin, karena besok akan turun salju yang indah. Bahkan, malam yang dingin itu, meramaikan sebuah suasana perpisahan yang indah. Memisahkan pertemuan dan kenangan yang sudah dibuat. Kembalinya para murid sekolah itu di mulai dengan suasana sekolah yang sangat ramai. Tidak hanya itu, karena ramainya malam, dingin yang mencengkram itu hilang seketika. Sekolah yang baru saja meliburkan muridnya, besok akan mulai beroprasi kembali. Karena murid harus mendapatkan bekal hidup yang diberikan sekolah itu setiap hari.

Di Asrama,

“oke ,,, beres!!” ucapnya tenang.

Fay baru saja masuk ke asramanya dan menaruh barang-barang yang dibawanya tadi. Dia mulai membuka tasnya. Lalu, mulai merapikan barang-barang yang dibawanya tersebut masuk ke rak miliknya. Dia berfikir memang sudah suatu kebiasaan teman-temannya akan datang beberapa menit sebelum gerbang ditutup. Sedangkan fay sendiri tidak suka dengan adanya keramaian yang padat, jadi dia lebih memilih untuk datang dua atau tiga jam sebelumnya. Karena merasa kesepian, fay membuka laptopnya dan mencoba menghibur dirinya dengan laptop tersebut. Seketika,

“Apa alasan seorang laki-laki menjawab pertanyaan seorang perempuan dengan dingin?” fay menulis pertanyaanya itu pada suatu situs resmi untuk mendapat jawaban yang pasti dari banyak orang didunia. Belum beberapa menit pertanyaaan itu diposting, dia sudah mulai dibanjiri jawaban.

“okee ,,, mari kita mulai dengan jawaban yang paling atas!” ucapnya sembari mengarahkan cursors pada laptopnya dan mulai membaca dari jawaban pertama yang ia dapat.

Dalam layar Laptop

Lihat selengkapnya