The Secret of the Young Master

Ceena
Chapter #1

Kerusuhan di hari pertama ke kampus

Hujan yang berkepanjangan kemarin mengakibatkan sebagian jalan yang mereka lalui terendam banjir. Samuel sudah melajukan motor tuanya pelan-pelan, agar angin tidak menghempaskan tetesan hujan lebih banyak ke tubuh dia dan adiknya. Namun, siapa sangka keburukan lain justru menimpa mereka dari sisi berbeda.

Pengendara mobil menyetir dalam kecepatan tinggi di belakang, bertepatan pula vespa Samuel Prune berada tepat di samping genangan air. Gesekan kuat dari ban tersebut kontan menekan genangan air hingga menerjang keras ke vespa. Air menampar setengah dari badan mereka, terutama adiknya.

"Ya ampun, Jovita! Ada apa dengan mantelnya?!"

"Pemuda gila berulah di jalan. Dia mengemudi kencang-kencang di tengah aspal yang becek. Ya begini hasilnya! Orang kaya selalu seenaknya saja, makanya aku kesal." Malah Samuel yang menyambar seruan itu dengan emosi masih di ubun-ubun. Sudah jelas sekali masalahnya, dia tidak akan bisa dengan mudah memaafkan si pemuda pengendara ugal-ugalan.

"Bang ... percuma mengumpat. Orangnya juga tidak ada di sini. Lebih baik Abang cepat pergi, nanti terlambat." Abangnya mendengkus pasrah, sejenak memejamkan mata sembari menarik perlahan-lahan pernapasan panjang demi membuang semua pengaruh negatif yang ditimbulkan amarahnya pagi ini.

"Irene, titip Vita, ya. Kalau ada yang macam-macam ke dia, tolong hubungi aku. Aku tidak akan melepaskan siapapun kalau berani mengganggu adikku."

"Buruan pergi, Bang! Harinya masih mendung, takutnya hujan lagi."

"Baik, baik! Kenapa kamu selalu mengusir Abang sih, Vit?!"

"Itu karena Abang tidak mau berhenti bicara." Gadis lain di antara mereka hanya bisa terkekeh menyaksikan tingkah dua manusia yang sangat dikenalnya ini.

"Jangan ke mana-mana kalau sudah pulang, ya! Tunggu sampai Abang datang."

"Ai ai, kapten!"

"Kamu selalu bilang begitu cuma untuk bikin Abang senang, tidak benar-benar melakukannya. Berapa kali Abang datang menjemputmu dan kamu sudah tidak ada di halte."

"Itu karena buru-buru, tahu. Lagi pula, Vita mahasiswa baru di sini. Ini hari ke empat Vita masuk. Dan hanya dua kali Vita terpaksa meninggalkan Abang, bukan berkali-kali banyak seperti pengakuan Abang, ya."

"Dengarkan Abangmu ini, Vita ..."

Lihat selengkapnya