Di tengah reruntuhan kota kuno Tharion, sekelompok penyihir kegelapan berkumpul di sekitar altar kuno. Dari altar itu, cahaya hitam menyembur ke langit, membelah awan, dan mengirimkan gelombang energi mengerikan ke seluruh penjuru Aranthelia. Raja Kegelapan, Azazel, telah bangkit dari tidurnya yang abadi. Kekuatan kegelapannya begitu besar sehingga memanggil seluruh makhluk bayangan untuk bersiap menghadapi perang besar.
"Sudah saatnya," gumam Azazel sambil menatap ke angkasa. "Para Wielder akan jatuh di bawah kekuatanku, dan dunia ini akan tenggelam dalam kegelapan abadi."
Di benua jauh, tujuh individu yang ditakdirkan untuk mengendalikan senjata dosa mulai merasakan panggilan dari senjata mereka. Masing-masing dari mereka memiliki kekuatan luar biasa, tetapi jiwa mereka juga diwarnai oleh dosa-dosa besar yang sesuai dengan senjata mereka.
Di dalam Kuil Cahaya, sekelompok malaikat penjaga mendiskusikan kebangkitan Azazel. Mereka tahu bahwa hanya tujuh Wielder yang mampu menghadapi ancaman ini. Maka, Seraphiel, pemimpin para malaikat, memutuskan untuk menemui para Wielder dan membimbing mereka menuju perang terakhir melawan kegelapan.
"Azazel adalah musuh yang tidak bisa kita kalahkan sendirian," kata Seraphiel. "Hanya dengan bantuan para Wielder, kita dapat menghentikan kehancuran dunia ini."
Satu per satu, Seraphiel mengunjungi para Wielder, memberikan mereka visi tentang perang yang akan datang. Thyron yang penuh dendam, Elvira yang tamak, Caelum yang cemburu, Barron yang rakus, Iveria yang malas, Lucielle yang penuh nafsu, dan Dorian yang sombong—mereka semua harus bersatu meskipun dosa-dosa mereka membebani jiwa mereka.
Di tengah kekacauan pertempuran terakhir antara Cahaya dan Kegelapan, Azazel, Raja Kegelapan, berdiri di depan pasukan legiun iblisnya. Senjata-senjata legendaris yang dipegang oleh para Wielder mulai bersinar dengan kekuatan yang mereka miliki, memancarkan aura yang memerangi kegelapan di sekitarnya. Di langit, cahaya terang dari Dewi Cahaya, Elarion, mulai turun, menembus kabut kegelapan yang menutupi medan perang.
"Kau akan kalah, Azazel," suara Dewi Cahaya bergema di seluruh medan perang. Suaranya penuh keagungan, membawa harapan ke dalam hati setiap Wielder dan pasukan cahaya yang berperang.