Di sebuah gua gelap jauh di dalam pegunungan terlarang, api ungu dari Aegisra, pedang kemarahan, berpendar dalam kegelapan. Pedang itu, yang dulunya merupakan simbol kekuatan para Wielder, kini berubah menjadi lambang kekuatan kegelapan di tangan Vireus. Namun, Vireus tahu bahwa kekuatan Aegisra tidaklah cukup. Dia membutuhkan sesuatu yang lebih untuk memastikan rencananya berjalan sempurna. Dia membutuhkan kekuatan iblis yang tersembunyi di dalam pedangnya.
Sejak mendapatkan Aegisra, Vireus merasa bahwa pedang itu lebih dari sekadar senjata biasa. Ada kekuatan gelap yang terkunci di dalamnya sebuah kehadiran jahat yang bisa ia rasakan tetapi belum sepenuhnya terbangun. Setelah beberapa hari mempelajari pedang tersebut, Vireus menemukan rahasianya: di dalam Aegisra bersemayam Satan, iblis purba yang merupakan sumber dari kemarahan tak terkendali yang menguasai senjata itu.
Vireus berdiri di tengah gua yang dipenuhi dengan simbol-simbol sihir kuno. Morana berdiri di dekatnya, mengamati dengan tenang saat Vireus bersiap untuk melakukan ritual berbahaya—ritual yang akan mengikatnya secara permanen dengan kekuatan Satan di dalam Aegisra.
“Ini berbahaya,” kata Morana, memperingatkan. “Satan bukan iblis yang bisa ditundukkan dengan mudah. Jika kau melakukan kesalahan sedikit saja, dia bisa menghancurkanmu.”
Vireus tersenyum tipis. “Aku tahu risiko ini. Tapi kekuatan yang akan kudapatkan sepadan dengan risikonya.”
Dia berdiri di tengah lingkaran ritual yang dipenuhi dengan simbol-simbol sihir kuno, meletakkan Aegisra di atas altar batu yang kasar. Udara di sekitar mereka menjadi berat, dipenuhi dengan energi kegelapan yang semakin kuat. Vireus mengangkat tangannya dan mulai mengucapkan mantra dalam bahasa kuno yang hampir terlupakan, memanggil roh yang tersembunyi di dalam pedangnya.
Perlahan, api ungu dari Aegisra berkobar semakin besar, membentuk pusaran di sekelilingnya. Suara gemuruh terdengar dari dalam pedang itu, dan kemudian, dari dalam kegelapan, muncul sosok berwujud asap hitam pekat dengan dua mata merah menyala. Itu adalah Satan, iblis yang menguasai pedang kemarahan.
“Aku telah dipanggil,” suara Satan bergema di dalam gua. “Siapa yang berani memanggilku dari tidur panjangku?”
Vireus tidak gentar. Dia menatap Satan langsung, meskipun mengetahui bahwa iblis itu bisa dengan mudah menghancurkannya jika ia salah langkah. “Aku, Vireus, pemilik baru Aegisra, memanggilmu untuk membuat perjanjian.”