The Shadow In Your Love

Kamalsyah Indra
Chapter #2

Sebuah Perintah Dari Atasan.

Roda motor Abi mulai melaju sangat cepat. Tak ada 1 jam, dia sudah sampai di lokasi perampokan. Jalan Jendral sudirman, Jakarta, motor Abi mulai melambat. Netranya menangkap kerumunan orang yang sudah berkumpul mengelilingi lokasi yang hendak dia datangi dari kejauhan. Para reporter berburu berita pun tak lupa berlomba-lomba ingin mendapatkan berita dari kejadian hari ini.

Lalu, tak lama gerombolan perampok keluar satu persatu dari dalam bank. Perampok-perampok itu memasuki mobil van hitam yang sudah terparkir di depan bank. Tetapi, tak ada satupun polisi yang berani bergerak, mereka tidak ingin gegabah dalam bertindak. Apalagi perampok terakhir membawa satu sandera yang begitu ketakutan dan tak berkutik kala senjata menodong kepalanya. Bocah delapan tahun itu menangis, namun tak berani berteriak meminta tolong.

"Jangan ada yang bergerak, atau anak ini mati!" teriak perampok itu, ancamannya tak main-main. Dia tidak akan segan-segan menembak bocah laki-laki itu bila ada satu polisi bergerak sedikit saja.

"Sialan! Mereka menggunakan anak kecil sebagai sandera," runtuk Abi terbawa emosi. Dia mengganti gigi motornya, memutar arah. Sekitar 200 meter motor itu kembali memutar arah. Laki-laki itu mulai menginjak pedal gas, motor semakin melaju kencang. Lalu, dengan sengaja dia mengendarai motornya menaiki salah satu mobil yang terparkir bebas.

Wush.

Motorpun melompati para warga yang menonton dan para wartawan yang meliput. Semua mata tertuju pada motor yang terbang di udara. "Pak Abi?" Sebut Seorang laki-laki berjaket hitam, kaget. "Mau apa dia di sini? Bukankah dia hari ini cuti hingga beberapa hari ke depan?" bisik batin laki-laki itu.

Brak.

Roda motor mendarat dengan sangat keras. Tanpa banyak bicara, laki-laki itu kembali menggas motornya dan mengikuti mobil perampok yang mulai menjauh dari gedung bank.

"Tiiin!" Klakson sengaja di tekan dengan keras "Permisi, kasih lewat. Permisi saya dari kepolisian, beri saya jalan!" kata Abi setengah berteriak pada warga di depannya.

"Mau ke mana dia?" Laki-laki itu baru menyadari bahwa Abi hendak mengejar mobil perampok-perampok itu. "PAK ABI ... PAK ... BERHENTI!" teriak laki-laki bernama Setya sekeras mungkin, tertera di name tagnya. Namun Abi tidak mendengarkannya. "Gawat! Apa dia tidak sadar kalau perampok itu adalah perampok yang sangat kejam?" pikir Setya. Lalu dia menaiki mobil dinasnya dan menyusul Abi.

Lihat selengkapnya