The Shadow In Your Love

Kamalsyah Indra
Chapter #3

Mengejar Perampok.

Peluru itu bukan lagi dari senjata biasa, tetapi peluru bazoka yang meluncur sangat cepat. "Brengsek! Dari mana mereka mendapatkan senjata kayak begitu?" bisik Abi panik. Lalu dia memiringkan motornya dan membelokkan stang sedikit menepi. Peluru bazoka itu melewatinya, hingga ....

Debuaaar.

Ledakannya sangat dahsyat terdengar menggelegar, kobaran api dari mobil truk gandeng membumbung tinggi dan membuat langit terlihat menghitam sebagian. Serpihan pecahan dari badan mobil truk gandengan berserakan, posisi truk itu dalam keadaan terguling dan tergeletak di jalanan dengan isi dari truk itu berantakan. Lalu dari kejauhan, mobil lain melintas cepat dan mengerem secara mendadak. Sayangnya, kecepatan kaki lebih lambat dari laju roda yang berputar. Mobil itu terpelanting menabrak pecahan badan truk, terjatuh dalam posisi mobil terbalik. Lagi-lagi kecelakaan beruntun membuat kemacetan di marka jalan.

Dari belakang, Setya terus mengejar sambil memberi informasi tentang kecelakaan-kecelakaan yang dibuat oleh para perampok itu. "Mereka sudah keterlaluan! Mudah-mudahan Pak Abi bisa meringkus para perampok-perampok sialan itu!" gumamnya kesal. Akan tetapi, kecelakaan yang dia lihat cukup parah, mau tidak mau dia berhenti sejenak menolong korban kecelakaan.

"Hebat juga polisi itu!" seru R1 semakin geram. Lalu bibirnya memincing, membentuk sebuah senyuman yang cukup mengerikan. "Baiklah, ayo kita main-main sebentar sampai kau puas, polisi bodoh!" R1 mulai membidikkan bazoka itu ke arah Abi kembali.

Wussh.

Peluru bazoka itu melesat bak kilatan petir yang menyambar. Begitu cepat dan nyaris tak terlihat oleh mata Abi yang terbuka cukup lebih. Laki-laki itu bergegas menghindari, semenit saja dia terlambat menghindar, mungkin Abi hanya tinggal nama di batu nisan kuburan. "Sial, aku gak boleh lengah, bisa-bisa mati oleh peluru itu!" tandasnya bersukur. Peluru demi peluru silih berganti datang menghampiri Abi.

Lalu dia mempercepat kecepatan motornya, semakin dekat dan mendekati belakang motor van para perampok-perampok itu. Dia berdiri pelan-pelan di atas jok motor.

Abi menarik moncong bazoka sebelum R1 melepaskan pelurunya. Laki-laki itu tidak mudah dijatuhkan begitu saja oleh Abi, dia berpegangan pada kerah jaket polisi itu. "Apa-apaan ini, dia masih bertahan?" Abi mendelik cukup tajam pada R1 yang tersenyum.

"Kau pikir, aku bisa semudah itu kau kalahkan?" ujar R1 sebelum dia benar-benar terjatuh oleh tendangan Abi yang cukup keras di dadanya, hingga laki-laki berpakaian hitam-hitam dan bertopeng itu terjatuh terguling-guling di jalan aspal. "Brengsek!" umpatnya kesal, dia bangun tanpa merasa kesakitan sedikit pun. Netranya melihat Abi mulai menaiki mobil van. Tapi tidak sampai di sini masalah selesai, masih ada R2, R3, R4 dan R5 yang menyetir mobil van itu. Wajah polisi itu ditendang oleh salah satu anak buah R1 yang berkode R3. Abi tetap bertahan. Dia berpegangan pada bamper mobil.

Sementara R1, Laki-laki bertubuh kekar berdiri di tengah-tengah jalan raya. Dia mengambil senjatanya yang lain dari belakang tubuh. Lalu di membidik Abi dari kejauhan, dan ....

Lihat selengkapnya