The Shadow In Your Love

Kamalsyah Indra
Chapter #4

Pertengkaran Antar Anggota.

R1 mendelik, dia menatap perempuan yang baru dikenalnya itu dengan mata terbuka lebar. Lalu dia mendorong perempuan berseragam itu hingga tubuhnya beradu dan terhimpit tembok. Sedikit meringis, punggungnya beradu keras pada tembok. Lengan R1 menekan leher perempuan itu hingga napasnya terasa sesak.

"Apa elu lagi mengancam kami, huh?" Perempuan terdiam dengan kepala menunduk. Kemudian senyuman penuh misteri itu mengembang. Seolah dia sedang menyinyir R1.

"SUDAH CUKUP!" teriak R3 menghentikan keributan antara R1 dan perempuan yang akan menjadi kunci aksi perampokan di bank itu. "R1, lebih baik hentikan tindakanmu. Kita tidak punya banyak waktu buat meneruskan keributan ini!" lanjut R3. R1 menghela napas, kemudian dia melepaskan cengkraman tangannya di kerah baju perempuan itu.

"Kau beruntung kali ini!" bisik R1 menepuk pundak perempuan berseragam lengkap iyu. Dia bernapas lega tidak dilukai atau dibunuh oleh R1, lalu merapihkan pakaian yang sedikit berantakan.

R3 menghampiri perempuan yang baru kali ini ikut aksi perampokan bersama komplotan yang terkenal seluruh antero negeri. "Tenang saja, kami akan memberikan bagianmu sesuai perjanjian yang sudah kita sepakati!"

"APA?" Kemarahan R1 kembali tersulut mendengar penyataan R3. Dia berjalan menghampiri rekannya dengan wajah sangat marah. "Elu gila, huh? Di perjanjian kontrak di antara kita dan dia gak tertulis pembagian hasil rampokan. Kita hanya membalaskan dendam dia pada salah satu polisi atas kematian suaminya!"

"Gue yang mengatur, jadi elu diam saja!"

"Brengsek! Jadi elu mau anggap gue apa, huh?" bentak R1 mendorong bahu kiri R3. "Gue ketua di sini, apa perlu gue harus mengingatkan hal ini terus-menerus, R3? Jadi, tanpa persetujuan gue, gak ada satupun yang berhak menentukan hasil bagi itu termasuk elu!" tekan R1 tak mau kalah pada R3. Bawahan R1 itu terdiam.

"Elu cuma Ketua cadangan, R1. Ingat itu, kami hanya kasih kesempatan buat elu untuk memimpin setiap aksi kita termasuk hari ini!" elak R3.

"Hei! Gue gak minta kalian jadikan ketua, tapi kalian memaksa dan bilang semua itu karena prestasiku dalam setiap aksi kalian. Apa elu lupa, keberhasilan di setiap aksi perampokan atas jasa siapa, huh? Elu?" sergah R1 tak kalah sengit.

"Strategis, latihan fisik serta rencana yang matang gue yang bikin kelompok ini menjadi paling ditakuti oleh seluruh instansi keamanan negara ini, itu semua karena gue!" lanjut R1 sulit untuk meredam amarahnya.

Nyatanya, R3 memang mantan ketua di komplotan Setan Merah sebelum R1 bergabung. Namun, selama kepimimpinan R3, setiap aksi mereka jalankan selalu gagal dan bukan termasuk kawanan perampok yang paling ditakuti. Hingga akhirnya R1 masuk dan bergabung dengan kelompok mereka. Hingga anggota lain setuju R1 menjadi ketua menggantikan R3.

Satu persatu aksi perampokan berhasil mereka taklukan berkat strategi dan semua rencana R1 buat. Sampai-sampai nama mereka masuk ke dalam daftar perampokan yang paling ditakuti di seluruh negara itu. Lambat laun, berkat kerja keras dan dedikasi R1, satu persatu anggota komplotan perampok Setan Merah percaya pada R1 untuk jadi pimpinan setelah melihat performa laki-laki berjulukan perampok jenius.

"Jadi, apapun alasan elu tadi, tetap gue yang menentukan ke mana arah jalan dan aksi juga pembagian hasil dari tiap aksi perampokan kita!" lanjut R1 dengan lantang mengungkap semuanya. Hal itu membuat R3 semakin terdiam.

Lihat selengkapnya